Usia Genap 100 Tahun, Pastor Italia Rayakan dengan Anaknya!

7980
Pastor Probo Vaccarini (tengah) didampingi putra-putranya (Dok.uCatholic)

HIDUPKATOLIK.com – Seperti yang diketahui di kalangan awam khususnya umat Gereja Katolik Roma, imam adalah seseorang yang tidak menikah seumur hidup dan mengabdikan hidupnya bagi gereja. Namun berbeda dari imam kebanyakan, Pastor Probo Vaccarini malah merayakan hari jadinya dengan keempat putranya, yang menjadi imam juga.

Sebelumnya, imam yang berasal dari Italia ini adalah seorang veteran dari Perang Dunia ke II. Suatu hari, karena mendengarkan kesaksiannya rekannya, ia menemui Padre Pio untuk mengaku dosa. Ia mendapat wejangan dari Padre Pio untuk menikah dan mempunyai keluarga yang besar dan suci. Saat itu, Vaccarini dilanda kebingungan, pikirnya membuat keluraga besar itu mudah tetapi suci?

Waktu pun menjawabnya. Pada usia 33 tahun ia menikah dengan Anna Maria Vannuci dan dikaruniai tujuh orang anak, empat putra dan tiga putri. Keempat putranya memuskan untuk hidup membiara dan menjadi imam dan putri-putrinya menjadi awam selibat. Seperti yang dilansir dari uCatholic (5/6) sepeninggalan istrinya, Vaccarini melanjutkan studi teologi dan menjadi diakon. Akhirnya berkat dukungan putra-putranya, ia ditahbiskan.

Tanggal 8 Mei 1988, di usia 69 tahun Vaccarini ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Giovanni Locatelli. Kemudian ditugaskan untuk melayani selama lebih dari 25 tahun di Paroki San Martino, Italia.

Peristiwa ini sungguh membuat takjub tapi juga menjadi pertanyaan untuk umat. Apakah seorang duda seperti Vaccarini ini boleh menjadi imam? Menurut Vikaris Judisial Direktur Pastoral dan Kanselir Keuskupan Sintang Pastor Anyo hal seperti ini memungkinkan.

Pastor Anyo pun memaparkan dalam kasus ini, harus dipastikan tanggung jawab sebagai orang tua sudah dipenuhi untuk semua anaknya. “Bila sudah ditahbiskan atau menerima kaul kekal, ia dilarang hidup bersama lagi sebagai suami-istri,” ujar Pastor Anyo.

Saat dihubungi oleh hidupkatolik.com, Pastor Anyo sempat bercerita bahwa ia mengenal satu keluarga di Filipina. Keluarga ini memiliki tiga puteri, dan semuanya menjadi Suster Dominikan.

“Akhirnya, suami istri ini memutuskan menjadi biarawan-biarawati. Suami diterima menjadi Bruder Dominikan dan istrinya menjadi Suster Dominikan. Bahkan saat sang istri masuk biara, ia justru dibina oleh anaknya sendiri. Jadi menurut saya kasus seperti ini memang mungkin terjadi. Asalkan, biara atau kongregasi atau keuskupan bersedia menerimanya dan memenuhi syarat, ya bisa diterima,” pungkasnya.

 

Karina Chrisyantia

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini