Dalam kunjungan ini, Mgr Mandagi akan mengikutsertakan para Kuria Keuskupan serta para pastor yang berada di rumah keuskupan atau para frater diakon. “Pada momen Lebaran ini saya ingin tunjukkan betapa penting kebersamaan antara umat beragama. Saya ingin Ambon sebagai miniatur toleransi terus terjalin dari pemimpin agama sampai ke umat beragama, ujarnya.”
Masa Lebaran, gema toleransi terus digaungkan para uskup. Mereka siap membantu pemerintah mewujudkan Indonesia yang bhinneka tunggal ika. Hal ini diungkapkan Uskup Tanjungkarang Mgr Yohanes Harun Yuwono. Dalam pesannya, Mgr Harun mengungkapkan bahwa kunjungan kepada tokoh-tokoh agama dan pemerintah setiap Idul Fitri itu selalu ada. Gereja Tanjungkarang ikut bergembira merayakan hari kemenangan umat beragama Islam.
Kendati begitu, Mgr Harun mengatakan, hendaknya perayaan ini tidak saja terjalin saat Idul Fitri tetapi setiap hari dalam perjumpaan, dialog, dan evaluasi bersama demi kehidupan umat yang makin beriman. Dengan begini, lanjut Mgr Harun, kehidupan saling memaafkan dan menerima antar pemeluk agama dapat terealisasi dengan baik.
Sayangnya tahun ini, Mgr Harun tidak bisa menjalankan agenda ini karena diwaktu bersamaan dirinya harus berangkat ke Roma, Italia untuk Quinquennial Visit Ad Limina, sebuah kewajiban para uskup untuk mengunjungi gerbang makam para Rasul dan bertemu Paus. Kebetulan tahun ini, para uskup Indonesia mendapat kesempatan Ad Limina yang bertepatan dengan perayaan Idul Fitri.
Kendati demikian, Mgr Harun telah menunjuk perwakilannya untuk mengadakan silahturahmi dengan para tokoh-tokoh agama dan pemerintah. “Saya sendiri seperti biasa akan mengucapkan Selamat Idul Fitri kepada saudara-saudara Muslim melalui radio keuskupan dan pasti juga melalui Youtube,” ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Uskup Ketapang Mgr Pius Riana Prapdi. Ia mengatakan, jadwal kunjungannya akan dimulai di pagi hari tanggal 5 Juni. Pada sore hari, Mgr Pius akan berangkat ke Roma bersama uskup lain. Lebaran tetap sama yaitu berkunjung ke kediaman tokoh-tokoh agama pada pagi hari. Setelah itu sore saya akan berangkat ke Roma untuk Ad Limina,” tulis Mgr Pius dalam pesannya.
Mgr Pius berharap, gema toleransi tetap menjadi pesan utama dalam silahturahmi. “Merajut toleransi hendaknya didasarkan pada kesadaran bahwa kita semua bersaudara. Hendaknya juga dialog itu adalah dialog iman yang mengantar orang pada keselamatan,” ungkapnya.
Yusti H. Wuarmanuk
Laporan: Aloisius Jhonsis (Bogor)/Dionisius Agus Puguh (Banjarmasin)
HIDUP NO.23 2019, 9 Juni 2019