Jalin Hubungan dalam Naungan Tuhan

524

Total, Angel dan Tito menjalani masa pacaran selama sepuluh tahun. Mereka akhirnya menikah pada 23 September 2017. Apapun yang terjadi jika ada masalah mereka saling mengingatkan tentang janji mereka di hadapan Allah. Yang terpenting, saling menjaga diri, percaya, dan membuat nyaman pasangannya.

Menurut Angel, berpacaran secara Katolik sebagai pacaran yang sangat bagus. Tak lupa, Angel berpesan untuk tetap menjaga diri, dan jangan sampai kebablasan. Ia memberi tips dengan setiap Minggu ke gereja bersama pasangan. Ini ampuh untuk menjaga hubungan tetap awet. “Jaga hubungan sebaik mungkin. Jika ada masalah, ingat saat awal bersusah payah menjalin hubungan. Atau ingat kembali hal-hal indah yang pernah kalian lakukan bersama-sama,” tandasnya.

Teladan Kaum Muda
Sebelum menikah pada tanggal 21 Juni 2014, Sigit Noviandi dan Vicky Rosaline menjalin relasi pacaran hampir tiga tahun. Sebagai salah satu bekal saat menikah, keduanya teringat nasihat Pastor Rudi Rahkito Jati OMI. Pastor Paroki Cengkareng Gereja Trinitas, Jakarta Barat ini berpesan, hubungan yang menempatkan Kristus sebagai landasan dan tujuan akan berbuah baik.

Sigit dan Vicky berjumpa dalam pertemuan kaum muda di Paroki Cengkareng. Vicky yang sedari kecil aktif pelayanan, berjumpa dengan Sigit yang telah lama merantau dan kembali aktif melayani di paroki sekitar tahun 2010. Saat itu, Seksi Kepemudaan (Sikep) mengadakan acara bersama Komunitas Antiokhia. Sudah rencana Tuhan, Vicky ditunjuk menjadi ketua panitia acara. Vicky pun menghubungi Sigit untuk menyiapkan pertemuan kaum muda itu. Sigit mengaku, saat itu ia sudah menaruh hati kepada Vicky. Setahun mengenal dan terlibat dalam pelayanan bersama, hubungan eksklusif pun mulai terjalin. “Kebanyakan waktu kami habis di gereja. Malam Minggu pun di gereja. Aku inget waktu kita berdua sama-sama menjadi wakil Sikep, dari Selasa hingga Jumat ketemu terus,” beber Vicky.

Intensitas berjumpa pun semakin tinggi, terutama ketika mereka mengurus acara Temu Raya Muda OMI (Teramo). Selama acara berlangsung, mereka juga sedang mempersiapkan pertunangan, tanpa melupakan komitmen menyelesaikan tanggung jawab pelayanan yang dipercayakan. Usai Teramo, keduanya bertunangan.

Sebelum menikah, Sigit mengambil waktu mengikuti retret pribadi di Rawaseneng, Temanggung, Jawa Tengah. Baginya, melangkah menuju fase kehidupan baru terlebih dahulu harus mempersiapkan secara total jiwa dan raga. Sebelum mereka bertemu, keduanya sudah memiliki kriteria khusus bagi pendamping hidupnya kelak. Sigit merindukan pasangan yang bisa mendukungnya di dalam pelayanan dan relasinya bersama Tuhan. “Aku pikir ini adalah rahmat kita bisa bertemu di Gereja dan bahkan bareng pelayanannya,” aku Sigit. Sama halnya, Vicky yang merindukan pasangan seiman dan memiliki visi yang sama dengannya untuk memberikan diri pada pelayanan.

Kini keduanya masih aktif melayani di Paroki Cengkareng. Vicky sebagai pendamping Seksi Kepemudaan dan Sigit sebagai Sekretaris Dewan Paroki. Sambil mengarungi bahtera rumah tangga, keduanya mencoba memberi teladan iman bagi kaum muda yang didampinginya dengan senantiasa berusaha menjalankan komitmen mereka untuk mencintai. “Terlebih dahulu kita yang harus mulai mencintai, bukan kita yang menunggu dicintai,” ucap Vicky.

Di samping memberikan teladan relasi, Sigit juga memberikan teladan hidup kepada kaum muda yakni tidak harus mengejar segala hal duniawi karena carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semua yang dibutuhkan akan dicukupkan (Mat 6:33). “Ini sangat susah diajarin kepada orang muda karena dunia lebih menarik. Pertama kami beri teladan pribadi bahwa tiap pribadi harus kejar Tuhan dulu, nanti dari segi relasi akan jalan,” imbuhnya.

Marchella A. Vieba
Laporan: Felicia P. Hanggu

HIDUP NO.22 2019, 2 Juni 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini