HIDUPKATOLIK.com – Fasilitas kesehatan yang memadai memungkinkan bertambahnya usia hidup para lansia. Meski demikian, masalah kesehatan yang dihadapi para lansia kian kompleks. Keprihatinan kepada penyakit-penyakit yang diderita para lansia dan tugas belajar yang diberikan almamaternya membuat dokter Agnes Rensa, mengambil jurusan Program Pendidikan Dokter Subspesialis Geriatri di Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Geriatri merupakan cabang Ilmu Kedokteran yang berfokus pada aspek kesehatan pasien lansia (usia 60 tahun ke atas). Dokter konsultan geriatri masih terbatas jumlahnya. Baru sekitar 40-an dokter untuk seluruh Indonesia. Menangani pasien lansia itu perlu upaya dan kesabaran tingkat tinggi.
Dokter Agnes menuturkan, lansia biasanya sudah memiliki prinsip maupun kebiasaan hidup yang melekat kuat. Inilah yang menjadi tantangan bagi dokter yang sehari-hari berpraktik di Rumah Sakit Atma Jaya Pluit dan Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara ini. “Saat berjumpa dengan lansia, saya sering menggunakan waktu di awal pertemuan untuk menjadi pendengar yang baik. Baru kemudian, saya berusaha menganalisis beberapa kali tentang permasalahan medisnya,” ujarnya.
Menjadi seorang dokter, istri, dan ibu merupakan anugerah luar biasa yang diberikan Tuhan padanya. Agnes berharap, dapat terus mengembangkan diri, sukses dalam karier dan keluarga. “Saya sangat bersyukur bisa menjadi perpanjangan tangan-Nya dalam merawat dan mengobati pasien lansia,” ujar umat Paroki St. Aloysius Gonzaga, Cijantung, Jakarta Timur ini.
Ivonne Suryanto
HIDUP NO.22 2019, 2 Juni 2019