Rangkaian Bunga, Tangga Memuji Tuhan

591
Peserta Colloquium Liturgicum VIII mengikuti praktik merangkai bunga.
[Karina Chrisyantia]

HIDUPKATOLIK.com – Nobili Simplicitate (luhur tetapi tetap sederhana). Sebuah ungkapan yang disebut oleh Pedoman Umum Misale Romawi (2008) dalam menyinggung hiasan dalam ruang liturgis. Bahan hiasan yang digunakan pun hendaknya asli, biasanya para pendekor gereja menggunakan bunga. Beberapa hal ini menjadi pokok bahasan dalam Colloquium Liturgicum VIII di Graha Institut Liturgi Sang Kristus Indonesia (ILSKI), Pratista, Bandung, Jawa Barat, 27-29/6.

Direktur ILSKI, Pastor Christophorus Harimanto Suryanugraha OSC mengatakan, para pelayan gereja, yang membantu dalam dekorasi altar perlu belajar lebih banyak lagi. Ia menjelaskan, ruang liturgis terdiri dari altar, mimbar, kursi imam, tabernakel dan tempat patung atau gambar orang kudus. “Dalam konteks ruang liturgis, altar menjadi perhatian utama,” ujarnya.

Namun, yang kerap terjadi adalah, fungsi altar tertutupi oleh hiasan yang berlebihan. Padahal, hiasan dalam rupa rangkaian bunga diharapkan dapat membantu umat merasakan hadirnya Tuhan dan tidak menghilangkan makna dan fungsi objeknya. Di sisi lain, kegiatan merangkai bunga bukan “yang penting tancap” tetapi harus memahai prinsip, unsur dan teknik.

Colloquium Liturgicum VIII merupakan prakarsa ILSKI dan Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan. Pembicara lain kegiatan ini adalah Pastor Fransiskus Xaverius Rudiyanto Subagio OSC, Pastor Riston P. Situmorang OSC, dan Pastor C. Eko Wahyu Djoko Santoso OSC. Peserta kegiatan ini didominasi perangkai bunga dari berebagai daerah di Indonesia. Sedangkan Lucia Raras Purwaningrum dan Anastasia Ferwidyasari dari Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (IPBI) memberikan materi tentang prinsip dan teknik desain dalam merangkai.

Karina Chrisyantia

HIDUP NO.27 2019, 7 Juli 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini