Tungku Api OMK Papua

138
Mgr Pius Riana Prapdi (ketiga dari kanan) dan Mgr Nicolaus Adi Saputra (kedua dari kanan) bersama pemerintah setempat menyalahkan tungku api, dalam pembukaan Papua Youth Day.

HIDUPKATOLIK.com – Papua Youth Day 2019 adalah kesempatan bagi orang muda untuk mengobarkan semangat Roh Kudus yang menyala-nyala ibarat tungku api yang mengeratkan persaudaraan.

Saat kunjungan Ad Liminai Uskup-uskup dari Indonesia awal bulan lalu, Uskup Agung Merauke Mgr Nicolaus Adi Saputra sempat bercerita tentang akan berlangsungnya Papua Youth Day 2019 di Merauke, Papua kepada Paus Fransiskus. Mgr Nicolaus pun meminta sejumlah rosario dari Paus.

Awalnya, Paus memberikan 20 buah rosario yang nantinya akan diberikan kepada Orang Muda Katolik (OMK) yang akan mengikuti PYD 2019. Namun, sejenak kemudian, mungkin karena menyadari bahwa banyak orang muda akan datang, maka paus pun bertanya lagi kepada Mgr Nicolaus, “Apakah itu cukup?”.

Akhirnya Paus memberikan 300 buah rosario yang ia berkati untuk dibagikan kepada peserta PYD 2019. Alhasil, saat PYD berlangsung di Merauke, Papua, 25-29/6, Mgr Nicolaus pun membawa rosario itu untuk dibagikan kepada peserta PYD. “Paus sangat mencintai Indonesia, khususnya Papua. Ketika saya meminta 20 buah rosario, Paus memberi 300 rosario yang akan dibagikan kepada para peserta PYD,” kisah Mgr Adi Saputra.

Misa Pembuka PYD 2019 di Taman Mandala, Merauke dihadiri ribuan OMK dan umat dari keuskupan-keuskupan Regio Papua. Perayaan ini diawali dengan pelepasan peserta defile PYD 2019 di mana para peserta mengenakan pakaian daerah masing-masing. Mereka juga membawa vandel, bendera, dan salib PYD dari keuskupan masing-masing. Defile dimulai dari Taman Patung Hati Kudus di Bandara Mopah menuju Taman Mandala.

Tungku Api
Peserta Papua Youth Day 2019 ini sendiri tercatat sebanyak 650 OMK dari lima Keuskupan Regio Papua. Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Pius Riana Prapdi berharap, OMK menjadi “tungku api” sukacita bagi Gereja dan bangsa.

Dalam Misa Pembuka, Mgr Pius melihat suka cita di mata para peserta. Ia mengungkapkan, sejarah baru telah ditorehkan di Papua dengan penyelenggaraan pertemuan OMK se-Regio Papua ini.

“Hari ini seperti pengalaman Para Rasul. Lidah-lidah api bertebaran dan hinggap pada Para Rasul,” ujar Mgr Riana. Dengan kepenuhan Roh Kudus, rasul-rasul Yesus berani bersaksi. Mereka yang tadinya bersembunyi di rumah terkunci, menjadi berani, tidak takut mati. Mgr Riana menjelaskan, ketika mengalami penganiayaan mereka bergembira karena dianggap layak menderita demi nama Yesus.

Sementara itu, Uskup Timika Mgr John Philip Saklil menuturkan, “tungku api” adalah lambang kehidupan di tanah Papua. Ia melanjutkan, tungku api adalah sarana untuk mengusir rasa dingin, tempat untuk berkumpul, menghangatkan persaudaraan, menyatukan hati, saling memandang dengan kasih wajah kita satu sama lain. “Tungku Api adalah sejarah kehidupan. Tungku api adalah refleksi dari kebudayaan hidup menuju kebudayaan kasih,” ujarnya.

Kebudayaan kasih, tambah Mgr Saklil, adalah hidup yang berubah dari mengadili jadi mengasihi, dari menghakimi jadi mengampuni, dari mencaci jadi mencintai, dari menyaingi jadi menyayangi. “Tungku api Kristus telah dinyalakan dalam PYD,” serunya.

Hadir juga dalam Misa pembuka ini, Bupati Mappi Kristosimus Agawemu, Bupati Boven Digoel Benediktus Tambonop, Wakil Bupati Merauke Sularso, dan perangkat pemerintah, Polri/TNI lainnya. Selain itu ada juga para imam, bruder, frater, dan suster yang berkarya diwilayah Keuskupan Agung Merauke.

Selama PYD 2019, peserta mengikuti live in di keluarga-keluarga. Dengan live in, diharapkan mampu memperkaya pengalaman peserta dengan mengalami kehidupan keluarga, mengenal orang tua, kakak, adik, dalam suka dan duka. Pada hari terakhir, peserta mengunjungi Monumen Kapsul Waktu dan Tugu Perbatasan Sota, Merauke.

Antonius E. Sugiyanto
Laporan: Helen Yovita Tael (Merauke)

HIDUP NO.27 2019, 7 Juli 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini