HIDUPKATOLIK.com – Gereja Katolik senantiasa mendampingi umatnya mulai dari kelahiran hingga kematian. Kehadiran dan perhatian Gereja Katolik juga selalu terasa dalam komunitas-komunitas karya umat beriman. Hal ini bisa dilihat bahwa di setiap kelompok kategorial, baik pada level paroki maupun keuskupan, selalu ada imam, bruder, suster, atau frater yang menjadi moderator atau pendamping komunitas-komunitas tersebut.
Tujuan kehadiran dan pendampingan Gereja dalam komunitas-komunitas tersebut adalah untuk memberikan pelayanan rohani dan pendampingan spiritual, agar semua umat beriman memperoleh keselamatan jiwa karena belas kasih Allah. Tujuan seperti itulah yang melatari terbentuknya Keuskupan Militer. Keuskupan Militer atau dalam bahasa Latin disebut Ordinariatus Castrensis terbentuk pada 24 November 1917. Hal itu ditandai dengan pengangkatan Uskup Auxilier New York, Mgr Patrick Joseph Hayes (1867-1938), oleh Takhta Suci, sebagai Uskup Militer bagi personel Angkatan Bersenjata beragama Katolik bersama anggota keluarganya di Amerika Serikat.
Uskup TNI/Polri-Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI), Mgr Ignatius Suharyo, dalam prolog buku ini menyebut, mulanya tugas Keuskupan Militer adalah mendampingi tentara yang terjun di medan perang. Para pastor diterjunkan di medan perang dan hidup bersama para tentara untuk memberikan pelayanan rohani dan pendampingan spiritual. Di Tanah Air, cikal bakal OCI terbentuk atas keputusan Sultan Hamengku Buwono IX tahun 1949. Sang Menteri Pertahanan itu pada 3 November 1949 membentuk unit pelayanan rohani dan mental di Angkatan Perang. Baru pada 25 Desember 1949 atau sebulan kemudian, Vatikan, melalui Kongregasi Pengembangan Iman (kini, Kongregasi Bangsa-bangsa) mendirikan OCI berdasarkan dekrit (surat keputusan) No. 102/50.
Seiring waktu, OCI ditetapkan secara resmi melalui SKEP Menag RI No. 276 tahun 1991 tentang Susunan Hierarki Gereja Katolik di Indonesia. Selanjutnya, reformasi yang terjadi di negeri ini pada 1998, salah satunya pemisahan Polri dengan TNI, membawa perubahan bagi profil dan keberadaan OCI. Keuskupan Militer berubah menjadi Keuskupan untuk Umat Katolik di Lingkungan TNI/Polri. Uskup pertama OCI adalah Mgr Albertus Soegijapranata SJ, kedua Kardinal Justinus Darmojuwono, ketiga Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ, dan ketika Mgr Darmaatmadja purnakarya, Vatikan menunjuk Mgr Ignatius Suharyo sebagai Uskup TNI/Polri sejak 2016.
OCI memusatkan perhatian pada pengembangan reksa pastoral bagi anggota militer beragama Katolik. Demi menjaga kelangsungan pelayanan tersebut, Uskup TNI/Polri mengangkat Pastor Bantuan Militer dan Polisi (Pasbanmilpol). Sejak 2015, sudah diangkat Pasbanmilpol, Pastor Rofinus Neto Wuli. Selain itu, ada juga pastor pendamping rohani di seluruh matra TNI (Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara) dan Polri di seluruh daerah di Tanah Air ini.
Pada Januari 2019, Mgr Suharyo mengangkat Pastor Yoseph Maria Marcelinus Bintoro sebagai Wakil Uskup OCI, selain sebagai pejabat organik di Pusat Pembinaan Mental TNI. Pastor Letkol (Sus) Yote, sapaannya, merupakan satu-satunya imam yang juga militer di Indonesia bahkan di dunia.
Mungkin, belum banyak umat akrab dengan OCI. Kesan seperti itu juga tampaknya juga diamini oleh Mgr Suharyo. Sebab, tak seperti keuskupan pada umumnya –memiliki teritori atau wilayah–, medan pelayanan OCI adalah anggota tentara, polisi, serta tenaga sipil yang berkarya di lingkungan tersebut. Lantaran OCI belum terlalu populer di mata umat sipil, buku ini bisa menjadi sarana informasi untuk memperkenalkan OCI. Namun, sebagai karya bunga rampai, buku yang dibingkai dengan judul Spirit Kebangsaan Prajurit, terdapat beberapa tulisan yang kurang relevan dengan topik tersebut.
Judul Buku : Spirit Kebangsaan Prajurit, dalam Perspektif Spirituali Militum Curae
Penulis : Pastor Rofi nus Neto Wuli
Penerbit : OBOR, Maret 2019
Tebal buku : xxvii + 256 halaman
Yanuari Marwanto
HIDUP NO.18 2019, 5 Mei 2019