HIDUPKATOLIK.com – Siapa sangka, Pastor Josef Susanto pernah pada satu titik, merasa telah kehilangan tujuan hidup. Sebagai manusia, ia merasa seakan tiada lagi kasih Tuhan dalam hidupnya. Berawal dari saat sang ayah meninggal, tak lama setelahnya, ia harus merasakan satu keperihan saat sang kakak juga meninggal karena kanker payudara.
Seperti belum cukup, Pastor Jo, demikian ia disapa, harus kehilangan kakak laki-laki nomor dua akibat kanker pankreas. Mengetahui ayah dan dua kakaknya meninggal dunia akibat kanker, ia pun berpikir akan mendapat giliran dalam waktu dekat. “Saya memiliki benjolan di bagian tubuh belakang, saya pernah berpikir hidup saya akan segera berakhir,” ungkap imam yang ditahbiskan 15 Agustus 2006 ini.
Pastor Jo bercerita, saat berhadapan dengan kemelut seperti itu, Kitab Suci selalu menjadi inspirasi setiap hari. Lama-lama, Kitab Suci itu menjadi “makanan” kesehariannya. Menurutnya, bacaan suci tidak sekadar firman, tapi juga cerminan hidup. Tidak hanya untuk dirinya, hal ini tentu juga berlaku untuk semua umat Katolik.
Karena itu, meski pada tahun 2017 Pastor Jo menjalani operasi untuk mengangkat sebuah benjolan di tubuhnya, ia tetap bersyukur, rupanya Tuhan masih menginginkan ia terus berkarya menjadi imam. “Saya bersyukur Tuhan masih memelihara, membimbing hidup saya sehinga tetap melayani,” tandasnya.
Konradus R. Mangu/Marchella A. Vieba
HIDUP NO.16 2019, 21 April 2019