Pagi-pagi benar, Dolly sudah terjaga. Ia pergi memeriksa Charbel. Ia kaget bukan kepalang. Dolly mendapati Charbel sedang bergerak-gerak di depat foto St Charbel Makhlouf. Dolly segera membangunkan Said. Mereka pun memperhatikan gerak-gerik Charbel dengan seksama. Charbel terus menatap gambar St Charbel Makhlouf. Kadang ia tersenyum. Ketika gambar St Charbel Makhlouf digeser-geser, matanya selalu mengikutinya.
Pelan-pelan, kondisi Charbel membaik. Ketika diperiksa dokter, organ-organ tubuh Charbel mulai berkembang secara normal. Charbel pun tumbuh seperti bayi pada umumnya. Ia mulai bisa berjalan dan berbicara. Semua alat inderanya juga bertumbuh dengan normal.
Said dan Dolly percaya, berkat doa melalui perantaraan St Charbel Makhlouf, Charbel diselamatkan. Ketika tidak bernapas, ia diselamatkan. Kala inderanya tersumbat, ia juga diselamatkan. “Ini sesuatu yang luar biasa!” Ini mukjizat kedua yang dialami Charbel.
Pasangan suami istri itu seperti tak percaya. Charbel telah diselamatkan untuk kedua kalinya. “St Charbel Makhlouf seorang pendoa. Tuhan telah melakukan mukjizat berkat doa-doanya,” kata Dolly.
Percaya Mukjizat
St Charbel Makhlouf bukanlah sosok yang asing bagi umat Katolik Maronite di Lebanon. Hampir setiap rumah umat memajang foto Sang Santo. Ia juga dikenal sebagai pendoa bagi mereka yang menderita dan sakit.
Said dan Dolly, sesuai janji mereka, telah membawa Charbel berdoa bersama di Gereja St Charbel Makhlouf di dekat Beirut, Lebanon. “Itu janji kami kepada Tuhan dan St Charbel Makhlouf,” ucap Dolly. Saat ini, catatan medis Charbel dan dokumentasi lainnya terkait mukjizat yang dialaminya telah dikirimkan ke Uskup Agung Edmonton Mgr Richard William Smith dan Gereja St Charbel Makhlouf di Beirut, di mana semua mukjizat dengan perantaraan doa Sang Santo dicatat.
Mula-mula, Said dan Dolly ingin menyimpan seluruh kisah ini untuk diri sendiri. Namun, setelah berkonsultasi dengan banyak pihak, mereka membuka kisah mukjizat ini, sembari mengenalkan sosok St Charbel Makhlouf. “Kita harus percaya bahwa mukjizat dapat terjadi kapan pun, kepada siapa pun, dan di mana pun,” ucap Dolly. “Mukjizat itu ada. Yesus selalu ada dan senantiasa membantu semua orang,” timpal Said.
Y. Prayogo
HIDUP NO.17 2019, 28 April 2019