HIDUPKATOLIK.com – Serangan bom di Sri Lanka pada Minggu (21/4) telah memporak-porandakan tiga bangunan gereja yakni Gereja St. Anthony di Kochchikade, Gereja St. Sebastian di Negombo, dan Gereja Zion di Batticaloa, serta tiga hotel mewah di pusat ibukota Kolombo pada waktu yang bersamaan.
Derai air mata duka pun mengalir terhadap korban jiwa yang berjumlah 321 orang, sebagaimana diberitakan The Guardian, Selasa (23/4/2019). Sementara korban luka mencapai lebih dari 500 orang.
Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardene dalam rapat dengar pendapat khusus dengan anggota Parlemen Sri Lanka, memaparkan sebagian besar korban meninggal dunia adalah warga Sri Lanka.
Tercatat 38 orang di antara 321 korban tewas merupakan warga negara asing yakni Inggris, AS, Australia, Turki, China, Denmark, Belanda, dan Portugis.
Terkait dengan peristiwa tersebut, Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Pastor Siprianus Hormat, Pr kepada Hidupkatolik.com menyampaikan pernyataan sikap KWI yang dirilis pada Senin (22/4/2019), sebagaimana tertera diatas.
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) melalui Humas PGI, Irma Riana Simanjuntak juga telah merilis siaran pers, bersamaan dengan tragedi bom yang terjadi di Sri Lanka pada Minggu (21/4), sebagai berikut.