Beato Enrique Angelelli Carletti (1923 – 1976) : Uskup Pejuang Buruh dari Lereng Andes

236
Beato Enrique Angelelli Carletti (1923 - 1976).
[artelista.com]

HIDUPKATOLIK.com – Darah kemartirannya berceceran di jalanan. Ia menjadi korban penguasa yang lalim; wafat lantaran membela mereka yang lemah, miskin, dan menderita. Sang uskup menjadi martir keadilan dan perdamaian.

“Satu telinga untuk mendengar Sabda Allah, satu telinga untuk mendengarkan derita rakyat.” Ucapan itu dilontarkan Uskup La Rioja, Argentina, Mgr Enrique Angelelli Carletti, saat berbicara dalam retret pada 13 Juni 1973. Pesan tersebut begitu kuat menancap di tambur sanubari Pastor Jorge Mario Bergoglio SJ, salah satu peserta retret.

Tiga puluh tahun berlalu, ketika Pastor Jorge Mario Bergoglio SJ menjadi Uskup Agung Buenos Aires, Argentina, ia kembali mengenang Mgr Enrique Angelelli. “Darah martir adalah benih Gereja. Dia telah mewartakan Injil sampai menumpahkan darah,” ucap Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ.

Mgr Enrique Angelelli wafat pada 4 Agustus 1976. Kematiaannya tak wajar. Ia meninggal dalam kecelakaan tunggal sekembali dari makam rekannya; Pastor Gabriel Longueville dan Pastor Francis de Dios Murias, dan seorang pekerja pastoral awam Wenceslao Pedernera. Awalnya, ia diduga wafat lantaran kecelakaan itu. Namun belakangan diketahui, kecelakaan itu tak wajar. Mgr Enrique Angelelli dibunuh pada usia 53 tahun.

Setelah 42 tahun kematiannya, Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ yang kini menjadi Paus Fransiskus menyetujui dekrit kemartiran Mgr Enrique Angelelli, 8 Juni 2018. Upacara beatifikasi akan digelar Sabtu, 27 April 2019, di La Rioja, Argentina.

Gerakan Pekerja
Seperti Paus Fransiskus, Mgr Enrique Angelelli adalah putra imigran asal Italia. Ia lahir di Cordoba, 17 Juni 1923. Benih panggilan merasuk dalam hatinya sejak kanak-kanak. Ia pun masuk seminari kecil Our Lady of Loreto pada usia 15 tahun.

Ia meneruskan studi di Roma, Italia. Di sana ia bertemu pendiri gerakan Young Christian Workers (YCW), Joseph Cardijn. Frater Enrique Angelelli jatuh cinta dengan gerakan ini.

Setelah ditahbiskan sebagai imam euskupan Cordoba pada 9 Oktober 1949, ia kembali ke Argentina. Ia segera membentuk Young Christian Workers di Keuskupan Cordoba. Ia bermitra dengan dua orang muda, José Serapio Palacio dan Amalia Castanos. Mereka giat mengkampanyekan gerakan pekerja dan membentuk serikat pekerja. Banyak para mahasiswa yang ikut andil dalam gerakan ini. Gerakan ini segera dikenal luas, tak hanya di seantero Argentina, tapi juga internasional. Tak heran, jika Joseph Cardijn berharap, Pastor Enrique Angelelli bakal memimpin gerakan yang berskala internasional ini.

Namun, harapan Joseph Cardijn mesti dikubur. Pada 12 Desember 1960, Paus Yohanes XXIII mengangkat Pastor Enrique Angelelli menjadi Uskup Auksilier Cordoba. Usianya kala itu masih amat muda, 37 tahun.

Teologi Rakyat
Semangat Mgr Enrique Angelelli memperjuangkan keadilan bagi para buruh tak pernah surut. Ia menugaskan beberapa imam untuk berjuang bersama para buruh menuntut upah yang adil. Bahkan, ia pernah menabuh genderang “perang” dengan para pemilik pabrik dan perkebunan yang notabene umatnya. “Jika ketidakadilan ini terus berlanjut, suatu hari nanti, para bos pabrik dan pemilik perkebunan itu akan berperang melawan pastor paroki!”

Ide, semangat, dan cita-citanya, ia bawa ke ruang sidang sesi pertama Konsili Vatikan II di Roma, Italia, Oktober 1962. Ia duduk sebagai Bapa Konsili termuda. Bersama para uskup dari Amerika Selatan, Mgr Enrique Angelelli merumuskan konsep kerasulan awam yang berorientasi pada transformasi dunia dalam terang Injil, serta pastoral yang berfokus kepada mereka yang lemah, miskin, menderita, dan tersingkir.

Dengan kobar api perubahan dalam Konsili Vatikan II, Mgr Enrique Angelelli segera menerapkan konsep-konsep tersebut di keuskupannya. Pada 1966, ia terpilih sebagai Wakil Presiden Komisi Khusus Episkopal untuk Perencanaan Pastoral. Di sinilah, ia memainkan peran penting dalam mengembangkan Teologi Pembebasan versi Argentina atau yang kerap disebut “Teologi Rakyat”. Ia juga secara diam-diam mendukung Movimiento de Sacerdotes para el Tercer Mundo atau gerakan para imam untuk dunia ketiga.

Gerakan Mgr Enrique Angelelli ini menimbulkan oposisi. Banyak pihak, termasuk dari kalangan Gereja Katolik, tak mendukung gerakan Mgr Enrique Angelelli. Apalagi, Argentina sedang dilanda perang saudara atau yang dikenal dengan “Perang Kotor”.

Di tengah konflik yang terus meningkat itu, Paus Paulus VI memindahtugaskan Mgr Enrique Angelelli sebagai Uskup La Rioja. Wilayah La Rioja bagai padang pasir di kaki bukit Andes. Umat di keuskupan ini mayoritas para pekerja dan petani. Ia pun segera melibatkan diri dalam aneka persoalan perburuhan dan pertanian di sana. Ia mendorong agar para buruh membentuk serikat pekerja. Ia juga mempromosikan koperasi bagi buruh dan petani. Bahkan, ia mendukung reformasi pertanahan yang dengan cepat membuat ia berkelindan dalam pusaran konflik dengan tuan-tuan tanah. Konflik ini kian meruncing.

Pada 13 Desember 1975, mitra karyanya, José Serapio Palacio tiba-tiba “menghilang” tanpa jejak. Ternyata, ia diculik lalu dibunuh oleh militer Argentina. Tak lama berselang, 18 Juli 1976, imam yang berkarya bersama Mgr Enrique Angelelli; Pastor Gabriel Longueville dan Pastor Francis de Dios Murias juga diculik dan dibunuh. Satu pekan kemudian, giliran Wenceslao Pedernera, seorang aktivis Movimento Rural Catolico, ditembak mati di rumahnya. Mgr Enrique Angelelli prihatin atas kejadian yang menimpa rekan-rekannya.

Rabu, 4 Agustus 1976, Mgr Enrique Angelelli pergi ke makam Pastor Gabriel Longueville dan Pastor Francis de Dios Murias untuk memimpin Misa. Saat dalam perjalanan pulang, mobil yang ia tumpangi mengalami kecelakaan. Mgr Enrique Angelelli tewas dalam kecelakaan itu. Rezim militer yang kala itu berkuasa di Argentina mencoba menutupi kasus ini.

Kematian Mgr Enrique Angelelli masih menyimpan misteri. Kasus kematiannya seolah tak bisa diungkap. Setelah 39 tahun, misteri kematian Mgr Enrique Angelelli baru terkuak. Saat kecelakaan terjadi, Mgr Enrique Angelelli dibunuh atas perintah kepala militer Argentina, Luciano Benjamin Menendez, dan wakilnya Luis Fernando Estrella. Pada Juli 2015, pengadilan memberikan vonis kurungan seumur hidup bagi dalang pembunuhan Mgr Enrique Angelelli.

Rahmat Gereja
Keputusan pengadilan itu memantik Keuskupan La Rioja membuka penyelidikan kemartiran Mgr Enrique Angelelli, pada Oktober 2015, dengan postulator Pastor Damian-Gheorghe Pătraşcu OFMConv. Setelah tiga tahun, penyelidikan itu membuahkan hasil. Pada Sabtu, 27 April nanti, Mgr Enrique Angelelli menjadi seorang beato.

“Ini peristiwa penting bagi Keuskupan La Rioja, Argentina, dan Amerika Selatan. Ini rahmat bagi seluruh Gereja,” ucap Uskup La Rioja saat ini Mgr Dante Gustavo Braida. “Dia jatuh cinta dengan iman orang miskin. Dia seorang imam yang setia membawa orang miskin dekat dengan Allah,” tulis Mgr Dante Gustavo. “Kematian Mgr Enrique Angelelli memperjelas bahwa hidupnya dipersembahkan seutuhnya bagi kawanan yang ia gembalakan. Ia telah mematrikan darahnya demi keadilan, perdamaian, dan penghormatan terhadap martabat manusia.”

Y. Prayogo

HIDUP NO.11 2019, 17 Maret 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini