Kerapuhan Diri di Hadapan Keagungan Salib

363
Renungan harian edisi-15

HIDUPKATOLIK.com – Jumat Agung. Yes. 52:13-53:12; Mzm. 31:2,6,12-13,15-16,17,25; Ibr.4:14-16;5:7-9; Yoh.18:1–19:42

WARTA gembira Kisah Sengsara Yohanes yang begitu menonjolkan keagungan wafat Yesus di atas salib mengawali upacara penyembahan salib yang juga menjadi pusat dalam perayaan ibadat hari ini.

Nyanyian atau pembacaan Passio Yesus Kristus tersebut dapat dikatakan menjadi satu pemeriksaan batin bersama yang panjang. Kita menemukan diri kita sendiri dalam tokoh-tokoh dari drama penyaliban Yesus itu.

Mungkin seperti Petrus yang menyangkal jati dirinya sendiri sebagai “murid” dan dengan demikian menyangkal juga Tuhannya? Karena alih-alih datang kepada “terang” yang sesungguhnya, ia mencari kehangatan bersama kelompok lain, di sekitar “api pendiangan” yang bukan terang sejati.

Mungkin juga seperti Pilatus yang menyangkal jati dirinya sebagai “hakim” karena tidak dapat memberikan keputusan tak bersalah demi menyelamatkan karier dan kedudukannya?

Atau mungkin seperti imam-imam kepala yang justru pada saat perayaan paling penting, Paskah pembebasan, menyangkal dengan gampang Tuhan Allah yang seharusnya menjadi “Raja” mereka?

Tepat pukul 12 siang di mana imam-imam menyembelih domba paskah, para pemimpin agama itu justru mengatakan: “Kami tidak mempunyai raja selain daripada Kaisar!” (Yoh. 18:15).

Wafat Kristus menyingkapkan kepalsuan kita juga, keengganan kita untuk mengakui bahwa kita pun orang-orang berdosa, tetapi sering munafik dan tidak rela membiarkan diri jatuh dalam pelukan kerahiman-Nya.

 

Pastor Vitus Rubianto Solichin SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini