Tuhan yang Menghambakan Diri

136
Renungan harian edisi-15

HIDUPKATOLIK.com – Kamis Putih. Kel. 12:1-8.11-14;  116:12-13,15-16bc,17-18; 1Kor 11:23-26; Yoh. 13:1-15

MERAYAKAN Paskah pada dasarnya berarti merayakan Ekaristi. Gereja yang mengucap syukur dengan cara bersatu dalam pemberian diri Kristus untuk penebusan seluruh umat manusia. Penjelmaan Yesus tidak ada artinya jika tidak sampai pada puncaknya pemberian diri dalam Perjamuan Terakhir.

Ini membuat-Nya menjadi bekal perjalanan peziarahan kita sampai kepada kepenuhannya dalam Allah. Menurut Pater David Maria Turoldo, seorang imam dan penyair dari Italia Utara. “Ekaristi merupakan penggenapan inkarnasi di mana Sabda menjadi manusia dengan cara masuk dalam keterbatasan kita, sementara kita dipersatukan dalam keabadian-Nya”.

Pada hari ini bacaan liturgi mengundang Gereja untuk bersatu dalam Ekaristi, pusat kehidupannya, bersatu di sekitar roti yang dipersembahkan dan dibagi-bagikan. Karena itu, satu undangan untuk menemukan keselarasannya dengan Kristus dengan cara ikut serta dalam tindak pemberian diri-Nya, dengan menjadi pelayan.

Itu berarti Gereja harus keluar dari kenyamanan sendiri, bangun dari posisi “majikan” yang duduk-duduk saja dan memerintah, lalu mulai mengikuti “guru dan Tuhannya” yang menjadi “hamba”, yang bahkan rela mati bagi semua.

 

Pastor Vitus Rubianto Solichin SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini