HIDUPKATOLIK.com – Kebebasan beragama merupakan salah satu buah demokrasi di Indonesia. Kebebasan seperti itu yang harus selalu dijaga. Salah satu upaya untuk itu adalah datang ke tempat pemungutan suara dan memilih calon pemimpin yang menjunjung tinggi dan menjaga kebebesan beragama untuk seluruh pemeluk keyakinan. Demikian ajakan Ketua Program Studi Ilmu Filsafat STF Driyarkara, Pastor Setyo Wibowo SJ, dalam diskusi “Ngopi Bareng Yesuit: Memilih Pemimpin, Hak atau Kewajiban”, di Gedung Sanggar Prathivi Jakarta Pusat, Sabtu, 30/3.
Menurut Pastor Setyo, demokrasi di negara ini masih amat bergantung kepada kualitas pemimpinnya. “Demokrasi Indonesia amat tergantung kepada “sopir”. Jika sopirnya tidak bagus, “bajaj” yang dikemudikan akan terjungkal dan penumpangnya ikut goyang,” ujarnya, beranalogi. Karena itu, ia berharap, warga bisa memanfaatkan hak memilih secara baik.
Ajakan hampir senada juga disampaikan oleh Ketua Yayasan STF Driyarkara, Pastor Franz Magnis-Suseno. Ia mengajak seluruh warga untuk mencoblos. Sebab, bila golput, ungkapnya melanjutkan, hal itu bakal mendelegitimasi demokrasi di republik ini.
Antonius Bilandoro
HIDUP NO.14 2019, 7 April 2019