HIDUPKATOLIK.com – Yeh. 37:21-28; Yer. 31:10,11-12ab,13; Yoh. 11:45-56
ANEH, pemantik rencana penangkapan Yesus adalah peristiwa kasih di Betania, dimana Lazarus dibangkitkan (lih. Yoh. 11:1- 44; 45).
Arti nama Betania adalah “rumah kaum miskin”, kelompok yang menjadi prioritas karya Yesus; Marta, artinya ‘lady boss’, organisator masyarakat; Lazarus artinya “yang ditolong Allah’, sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh kelompok miskin, sedangkan Miryam (atau Maria) artinya “yang dicintai oleh Yahwe”.
Ia menjadi “murid terkasih”, gambaran sebuah komunitas marjinal. Melalui perikop Yoh. 11:45-56 ini, diperlihatkan, peristiwa Betania ini, dimana Yesus menjadi Sumber Hidup bagi semua, merupakan puncak perwahyuan konkret, sêmeion, “tanda” realitas Emmanouél, ‘Allah yang hidup menyertai kita (lih. Yes.7:14)’.
Namun, secara bersamaan ditunjukkan pula tragedi kasih, yaitu bahwa justru ketika kasih Ilahi itu bekerja, Iblis pun “bergerak”.
Yudas “kerasukan ho Satanas (si setan)”, justru setelah dia menerima ungkapan kasih pelayanan Gurunya melalui “pembasuhan kaki” (lih. Yoh. 13:1-20), dan “pemberian roti, lambang pengorbanan kehidupan-Nya” (lih. Yoh. 13:26-27).
Untuk menghindari tragedi itu, Paulus menulis: “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis (Yun. diabolos).
Henricus Witdarmono
M.A. Rel. Stud. Katholieke Universiteit te Leuven, Belgia