HIDUPKATOLIK.com – Dan. 3:14-20, 24-25, 28; Yoh. 8:31-42
KESIMPULAN renungan perikop Yoh. 8:31-42 ini bisa ditulis dalam rangkaian sebuah keyakinan, seperti dilontarkan oleh Kofi Annan (1938-2018), Sekjen PBB 1997-2006, asal Ghana: “Knowledge is power; information is liberating; education is the premise of progress, in every society, in every family”.
Keyakinan ini muncul dari pendalaman sabda Yesus. “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (ay. 31).
Kofi Annan memang seorang Kristen, ia juga belajar di Sekolah Kristen, yang mengajarkan bahwa “suffering anywhere, concerns people everywhere”. Ajaran berkarakter Kristen itu, kemudian mendorongnya untuk bertekad mengabdi kemanusiaan dengan prioritas menghapus penderitaan.
“Pemberitaan tentang salib, (merupakan) sebuah kebodohan bagi yang akan binasa, tetapi sebuah kekuatan Allah bagi yang diselamatkan,” kata Paulus (lih. 1Kor.1:18). Artinya, ketika penderitaan menjadi sebuah concern, ia sekaligus juga menjadi premise, ‘landasan’, tindakan keselamatan.
Masalahnya, hidup kita sering lebih nyaman berada dalam kelekatan dan perbudakan dunia beserta seluruh sistem nilainya.
Saatnya, menjelang Paskah, kita kembali bertobat, meneliti, mohon pengampunan atas segala kelekatan kita, serta melalui puasa dan doa, melanjutkan pendidikan iman.
Henricus Witdarmono
M.A. Rel. Stud. Katholieke Universiteit te Leuven, Belgia