Karakter Damai Kristus

171

HIDUPKATOLIK.comKis. 4:32-35; Mzm. 118:2-4, 16ab-18, 22-24; 1Yoh. 5:1-6; Yoh. 20:19-31

AWALNYA, para murid sama sekali tidak memahami makna seluruh peristiwa sengsara, kematian, dan kebangkitan Yesus. Namun, Kristus yang bangkit, membuka hati dan sikap mereka. Dia “datang dan berdiri di tengah-tengah mereka serta berkata: Damai bagi kamu” (ay. 19).

Damai ini, tidak sama seperti damai yang diberikan dunia (bdk. Yoh. 14:27). Damai-Nya adalah “damai yang mencipta, membuka, dan memberi kekuatan” untuk menghadapi
penganiayaan dan mengalahkan dunia (lih. Yoh.16:33).

Itulah makna Yesus “menghembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus” (ay. 22). Seperti pada Kej. 2:7, hembusan Ilahi ini menciptakan sesuatu yang baru, sekaligus menghidupkan kembali apa yang sudah mati (lih. Yeh. 37: 9).

Hakekat hembusan Ilahi itu adalah sebuah pengutusan, yang wujud konkret nya adalah “mengampuni dosa orang … dan menyatakan dosa orang tetap ada” (ay. 23). Dalam berbagai teks Perjanjian Lama, mengampuni dosa adalah hak Tuhan (lih. Mzm. 103:3; Yes.
42:25).

Namun kini, melalui kebangkitan Kristus, yang menyatukan manusia dengan Allah, mengampuni sesama – dulu di nilai sebagai penghujatan (lih. Mrk. 2:7ss) – menjadi panggilan dan anugerah perutusan Ilahi bagi umat yang telah diciptakan baru (lih. 2Kor. 5:17; Rom.6:2.4).

Mereka diutus dan dipanggil untuk menjadi “penjaga moral”, yaitu “melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya” (Ef. 2:10). Melalui pengampunan, orang mengalami “penciptaan baru”; ia “kembali hidup, memiliki ruang dan kemungkinan yang
baru dan lebih luas, untuk memahami serta mencintai Allah dan sesama”
.

Karakter shalom Kristiani itu selalu menyebar, seperti ragi yang “diadukkan ke dalam tepung terigu … sampai khamir seluruhnya” (Mat. 13:33). Karakter ini sangat berlawanan dengan tren radikalisme dan fanatisme agama, yang selalu mengarah ke karakter egosentris.

Shalom Kristiani selalu memberi sa-ni’ sa-lam (Arab) atau ‘keindahan damai’, serta selalu memuliakan keragaman!

 

Henricus Witdarmono
M.A. Rel. Stud. Katholieke Universiteit te Leuven, Belgia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini