Minahasa untuk Indonesia

102
Penampilan kelompok kolintang Musica Sacra.
[HIDUP/Willy Matrona]

HIDUPKATOLIK.com – Bunyi kolintang di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 23/2, terdengar begitu ritmis. Selain dimanjakan dengan “suara” alat musik tersebut, para undangan konser Budaya Minahasa juga dihibur dengan aneka tarian dari Sulawesi Utara dan daerah lain.

Ketua panitia, Franky Boseke, mengungkapkan, konser budaya ini merupakan kerjasama Keluarga Kawanua Katolik (KAWKAT) Jakarta dengan Musica Sacra Keuskupan Manado. Pertunjukan ini ingin membangkitkan rasa cinta terhadap seni dan budaya Minahasa. “Budaya daerah, termasuk Minahasa, merupakan fondasi-fondasi yang membangun kebinnekaan kita, sehingga perlu dijaga. Itulah yang menjadi alasan agar kita tetap bersatu,” ujarnya.

Ketua KAWKAT Jakarta, Stevanus Rengkuan, mengatakan, konser itu juga mau memperkenalkan kekayaan Minahasa kepada dunia luar. Budaya Minahasa merupakan bagian dari Indonesia sehingga perlu dirawat sebagai bagian dari merawat kebinekaan. Selain itu, konser ini juga hendak membantu Keuskupan Manado yang berencana membangun pusat musik liturgi keuskupan..

Senada dengan itu, Pastor Harry Singkoh MSC, yang menahkodai rombongan Musica Sacra, menjelaskan, Keuskupan Manado sedang gencar mengembangkan musik liturgi. Misi mulia itu sekaligus untuk melanjutkan karya sang pionir Lembaga Musica Sacra, Pastor Gerrit Jansen MSC. “Sudah 29 tahun lembaga ini berdiri, tapi sarananya sudah mulai  rapuh,” terang Pastor Harry.

Willy Matrona

HIDUP NO.10 2019, 10 Maret 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini