HIDUPKATOLIK.com – Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25
DENGAN perintah untuk “mengasihi Tuhan Allah”, Musa menempatkan umat Israel di hadapan satu pilihan mendasar (optio fundamentalis) yang menuntut satu penegasan. Itu berarti satu kemampuan untuk membedakan yang baik dari yang jahat, kehidupan dari kematian, memilih berkat daripada kutuk.
Penegasan sedemikian menuntut satu keberanian memilih berpihak pada kehidupan, kebenaran dan kebaikan. Bagi orang yang mengasihi Allah, ketaatan pada peraturan-peraturan-Nya bukan menjadi beban, melainkan satu sikap dasar yang muncul dari dalam batin, dari sikap murid yang mau mendengar dan belajar terus menerus.
Hidup kristiani juga merupakan hidup yang didasari oleh satu penegasan di hadapan dua jalan itu. Ironisnya, jalan kehidupan dalam perspektif penginjil Lukas adalah jalan pemberian diri dalam kematian yang telah dilalui Yesus.
Itulah jalan salib yang menuntut penyangkalan diri “setiap hari” (Luk. 9:23) dari setiap orang yang mau mengikuti-Nya, sebagai satu-satunya jalan menuju kepada keselamatan.
Romo Vitus Rubianto Solichin SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta, Doktor Teologi Kitab Suci dari Universitas Gregoriana, Roma
HIDUP NO.09 2019, 03 Maret 2019