Maukah Kita menjadi Tangan-Nya?

883
Pastor Melkyor, SJ melayani sakramen minyak suci di RS Kariadi, Semarang, setelah melayani Misa Peringatan Hari Orang Sakit di Gereja Bongsari, 9/2/2019. [Dok.Simon Dodit Yogo Pitoyo]

HIDUPKATOLIK.com – SEMARANG  Perayaan Ekaristi memperingati Hari Orang Sakit Sedunia, 9 Februari 2019.

Pagi itu, Sabtu, 09 Februari 2019 di Gereja St. Theresia Bongsari mulai ramai didatangi para umat. Umumnya lansia, mereka berjalan bersama di halaman gereja sambil bercengkrama dan saling menyapa satu sama lain.

Para suster sepuh pun tak ketinggalan untuk ikut menghadiri perayaan ekaristi dalam rangka memperingati Hari Orang Sakit Sedunia. Hari Orang Sakit Sedunia sebetulnya diperingati oleh gereja setiap tanggal 11 Februari, tetapi di Gereja St. Theresia Bongsari dilaksanakan lebih cepat dengan harapan tak hanya lansia yang hadir untuk berpartisipasi.

Benar saja. Hari itu, seorang gadis cilik tangguh yang masih berumur 7 tahun turut hadir dalam perayaan ekaristi ini. Ini kali pertama bagi Lidwina Nathania Gunawan, nama gadis cilik itu, nama yang secantik parasnya. Tania, begitu ia sering dipanggil, terlahir dengan kelainan jantung bawaan dan baru–baru ini menghadapi operasi penyumbatan pembuluh darah di otak.

Baca: http://www.hidupkatolik.com/2018/10/24/27816/paroki-st-theresia-bongsari-gereja-bagi-semua/

Sang ibu, menggendong Tania untuk mengisi formulir kemudian bergegas masuk untuk mengikuti misa. Setelah misa selesai, sang ibu berkata beliau terharu badannya bergetar dan juga menangis. Betapa beliau berterimakasih atas pemeliharaan Tuhan selama 7 tahun ini atas Tania dan merasakan karya kasih Allah terhadap putrinya.

Sang Ibu berharap agar putrinya selalu dalam penjagaan dan cinta Allah Bapa hingga tahun – tahun berikutnya. Perayaan ekaristi hari itu dihadiri sekitar 180 orang dan dipimpin oleh Pastor Yakobus Sudarmadi, Pr didampingi oleh Pastor Bonifasius Melkyor Pando, SJ.

Rm Melky, SJ melayani pengurapan minyak suci kepada umat dalam Perayaan Ekaristi peringatan Hari Orang Sakit Sedunia. [Dok.Simon Dodit Yogo Pitoyo]
Dalam homili, Pastor Sudarmadi menceritakan kisah tentang patung Yesus tanpa tangan. Imam yang pernah bertugas di Paroki Kristus Raja Ungaran itu berharap, dalam rangka Hari Orang Sakit Sedunia, umat Katolik pada khususnya, diketuk pintu hatinya untuk mau menjadi perpanjangan tangan Allah di dunia bagi sesama kita yang membutuhkan.

Tak hanya yang sakit, tetapi juga membutuhkan penghiburan. Mau berdoa bagi sesama yang membutuhkan jamahan kasih Allah pada jiwa dan kehidupan mereka. Homili itu tampak diresapi dengan baik oleh umat yang datang, tampak dari sisi kanan seorang ibu tersenyum dan antusias saat mendengar kata-kata tersebut.

Perayaan ekaristi dilaksanakan dengan pemberian sakramen pengurapan orang sakit. Setelah menerima komuni, bagi umat yang membutuhkan, dapat menerima sakramen tersebut.

Para suster yang memakai kursi roda juga tampak diantar ke depan altar untuk menerima sakramen pengurapan.

Pastor juga turut mendatangi suster sepuh yang sudah tidak mampu berjalan jauh di sisi belakang.

Setelah perayaan ekaristi selesai, para umat disambut dengan hidangan bubur ayam dan teh hangat di halaman samping gereja. Perpaduan yang menyenangkan untuk menutup peringatan Hari Orang Sakit Sedunia tersebut.

Kunjungan ke Lingkungan
Selanjutnya pada pukul 09.30 WIB, Pastor Bonifasius Melkyor Pando, SJ melanjutkan misinya hari itu untuk memberi sakramen pengurapan orang sakit ke beberapa rumah umat di lingkungan sekitar gereja.

Rm. Melky, SJ melayani pengurapan minyak suci di rumah umat setelah misa. [Dok.Simon Dodit Yogo Pitoyo]
Selain itu, Romo Melky, demikian disapa, juga mengunjungi seorang pasien di RSUP Kariadi Semarang, didampingi keluarga pasien. Ada tujuh orang yang dikunjungi Romo Melky bersama tim dokter dari Yayasan Sosial Soegijapranata dan tim PSE Gereja St. Theresia Bongsari.

Baca juga: http://www.hidupkatolik.com/2017/05/31/8528/merawat-kebhinekaan-di-paroki-bongsari/

Tampak rona haru dan bahagia saat kunjungan dilaksanakan. Masing-masing keluarga membawa harapan besar agar mendapat jamahan kasih Bapa melalui sakramen pengurapan orang sakit yang mereka terima.

Pastor Melky, SJ (kedua dari kiri), Pastor Didik, SJ (ketiga dari kanan) bersama Suster dan Dewan Paroki mengunjungi umat yang sakit. [Dok.Simon Dodit Yogo Pitoyo]
Pastor Eduardus Didik Chahyono SJ, Pastor Kepala Gereja St. Theresia Bongsari, dalam catatan refleksinya menyampaikan bahwa beberapa tahun ini Paroki Bongsari mengadakan Perayaan Ekaristi memperingati Hari Orang Sakit dan mengunjungi umat yang sakit di rumah umat dan Rumah Sakit.

“Melalui kegiatan ini kami ingin meneguhkan iman umat bahwa Tuhan yang mahakasih tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Tuhan yang setia hadir melalui keluarga, para medis, dan seluruh umat yang saling memperhatikan. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya di dunia kesehatan. Berkat Tuhan melimpah kepada kita semua,” ujar Pastor Didik.

Semoga di tahun depan semakin banyak umat yang berpartisipasi dalam peringatan Hari Orang Sakit Sedunia ini, agar lebih banyak karya kasih Bapa yang terjadi baik dalam kehidupan rohani maupun jasmani.

 

Stevi Ayu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini