HIDUPKATOLIK.com – Semangat toleransi selalu menjadi unggulan Sekolah Santa Clara, Surabaya. Perbedaan sebagai karunia Tuhan disyukuri dalam Pesta Emas sekolah tersebut.
PERAYAAN 50 tahun Sekolah Santa Clara, Surabaya, Jawa Timur menjadi bukti nyata karya pelayanan para Suster Misionaris Claris dari Sakramen Maha Kudus (MC). Syukur dan sukacita Pesta Emas ini diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono, Sabtu, 12/1.
Mgr Sutikno menyebut, Sekolah Santa Clara telah menjadi sekolah yang mampu mendidik generasi muda. Hasil didikan itu menjadikan mereka tidak saja unggul dalam akademik, tetapi juga hidup spiritual. Hal ini terlihat dengan hadirnya 11 imam yang merupakan alumni Sekolah Santa Clara.
Toleransi yang dibangun di sekolah ini menjadi modal utama. Mgr Sutikno menjelaskan, setiap orang belajar secara bebas tentang perbedaan, yaitu bebas dalam pengertian setiap orang berhak mengekspresikan imannya. “Perbedaan yang dibalut dengan ajaran Kristiani menjadikan sekolah ini terdepan dalam semangat toleransi, maupun semangat kasih,” ujar Mgr Sutikno.
HUT ke-50 Sekolah Santa Clara akhirnya ditutup dengan pergelaran seni di Hotel Shangrila, Surabaya, 18/1. Di sini, aneka ragam kegiatan ditampilkan dalam balutan semangat persaudaraan. Toleransi antar umat beragama yang digagas dalam aneka acara membuat perayaan ini terasa begitu meriah.
Acara dibuka dengan paduan suara yang menyanyikan theme song Perayaan 50 Tahun Sekolah Santa Clara “Different and Beautiful” karya para Suster MC dan para guru. Penampilan dari para siswa-siswi KBK, TK, SD, SMP yang menampilkan budaya Indonesia, lewat tarian dan lagu-lagu.
Gawai kebersamaan ini menghadirkan sebuah drama musikal yang mengangkat kisah hidup Manuelita de Jesus, yang merupakan nama kecil Ibu Pendiri Kongregasi Suster MC yaitu Beata Maria Ines Teresa dari Sakramen Maha Kudus.
Drama ini menampilkan kisah hidupnya saat masih kecil bersama keluarganya, perjalanan panggilannya, hingga kisah mula berdirinya Sekolah Santa Clara yang dipelopori oleh para Suster MC dari Meksiko dan Jepang.
Di sela acara, para suster MC dan panitia perayaan 50 Tahun memberikan apresiasi kepada semua guru yang berkarya dalam Sekolah Santa Clara, para pengurus komite sekolah, para donator yang selalu setia memberikan dukungan kepada karya pendidikan di Sekolah Santa Clara. Tentunya juga kepada siswa-siswa yang mempersembahkan cinta dan baktinya dalam segala persiapan hingga hari-H perayaan 50 Tahun.
Dion Wiyoko, artis Indonesia yang juga tamatan dari sekolah ini menjelaskan, salah satu keunggulan dari Sekolah Santa Clara adalah disiplin. Selama ia menuntut ilmu, selalu ada dukungan guru atas minat dan bakat siswa. “Tidak ada minat dan bakat anak yang dipendam di tempat ini,” jelas Dion.
Seperti moto Sekolah Santa Clara “Lux Est Vita”, Terang adalah Kehidupan, Ketua Yayasan Sr Maria Lordes Uran MC mengatakan, Sekolah Santa Clara terus berbenah dan memberikan yang terbaik pada bangsa.
Ia berharap agar alumni Santa Clara selalu membawa terang dalam kehidupan, khususnya saat banyak orang mulai merasa perbedaan bukan sebagai karunia Tuhan. “Lewat perbedaan, kita semua merasa dipersatukan sebagai makhluk Tuhan,” jelasnya.
Irine Olivia S (Surabaya)
HIDUP NO.6 2019, 10 Februari 2019