Choir of Vincentius Putra : Paduan Menyuarakan Harapan

434
Choir of Vitra dalam konser mereka yang terakhir di di Funcion Hall of Vitra, Jakarta Pusat, 1/12.
[HIDUP/Willy Matrona]

HIDUPKATOLIK.com – Paduan suara tidak saja melatih kemampuan olah vokal anggotanya. Di sini, setiap orang belajar bahwa manusia selalu memiliki harapan.

Lagu-lagu lawas yang ditampilkan oleh Choir of Vincentius Putra (Vitra) berhasil menuai pujian penonton dalam konser bertema Repeat the Sounding Joy di Funcion hall of Vitra, Jakarta Pusat, Sabtu, 1/12. Tak hanya bernyanyi, lagu-lagu yang dinyanyikan dirangkai dalam sebuah drama musikal. Meski Natal belum juga tiba, namun di konser ini Choir of Vitra ingin menyampaikan nuansa sukacita kelahiran Yesus.

Beberapa lagu yang termasuk “tua” seperti “Adeste Fideles”, “Away in a Manger”, dan “Tidings of Comfort and Joy” dinyanyikan juga dalam konser itu. Alhasil, pernampilan malam itu pun berhasil menyegarkan kembali memori penonton ke tempo dulu.

Sebagai sebuah kelompok paduan suara, Choir of Vitra lahir sekitar empat tahun lalu. Dalam wadah ini, anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan Vinventius Putra bersama mengembangkan kemampuan mereka dalam olah suara. Selain menjadi wadah untuk menunjukkan bakat yang dimiliki setiap anak, nyatanya Choir of Vitra menyediakan ruang lebih banyak. Di sini, anak-anak juga belajar tentang rasa cinta pada Gereja dan bangsa.

Konser Tahunan
Choir of Vitra dibentuk pada tahun 2014 dan menjadi sebuah kelompok paduan suara andalan anak-anak Panti Sosial Asuhan Anak Vincentius Putera. Suatu kebanggaan tersendiri bagi anakanak ketika mereka terpilih masuk menjadi anggota. Seluruh personel Choir of Vitra, terdiri dari anak-anak SMP hingga SMA.

Sejak dibentuk mereka dipersiapkan untuk mengisi berbagai kegiatan, baik di gereja maupun tampil saat konser yang telah dijadwalkan. Choir of Vitra biasanya tampil di paroki-paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Sejak terbentuk, Choir of Vitra selalu mengadakan konser setiap tahun. “Untuk menyukseskan satu kali pementasan mereka menguras tenaga dan waktu kurang lebih enam bulan,” ungkap Pastor Dedie.

Di setiap konser itu, Choir of Vitra berusaha mengangkat tema yang berbeda-beda. Peroduksi pertama Choir of Vitra diadakan pada tanggal 15 Agustus 2015 dengan tema “Merangkai Nada Menggapai Asa”. Di pementasan pertama ini, Choir of Vitra membawakan lagu-lagu seputar kemerdekaan atau lagu-lagu perjuangan. Pastor Dedie menuturkan, tema ini dipilih karena konser diadakan berdekatan dengan hari kemerdekaan Indonesia. “Pementasan ini dilaksanakan untuk merawat ingatan sebagai bangsa Indonesia dan menumbuhkan rasa Nasionalisme,” tuturnya.

Sedangkan dalam konser kedua, Choir of Vitra menyanyikan seputar lagu-lagu Maria. Hal ini karena saat itu bertepatan dengan bulan Maria pada tanggal 1 Oktober 2016. Setahun setelahnya, pada tahun 2017, Choir of Vitra mengadakan konser dengan tema “The Love of Jesus”. Saat itu, ungkap Pastor Dedie, Choir of Vitra membawakan lagu-lagu seputar Paskah. “Tema yang diangkat adalah kebangkitan, karena pementasan ini berdekatan dengan paskah. Melalu lagu-lagu ini CoV merenungkan sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus,” kata Pastor Dedie.

Pada akhir tahun 2018 ini, pementasan Choir of Vitra berdekatan dengan kelahiran Yesus. Untuk itu, lagu-lagu yang dibawakan juga Natal. Lewat pementasan ini, setiap penonton dapat menyambut sukacita Natal. Pastor Dedie menerangkan, setelah konser kali ini, Choir of Vitra bahkan telah merencanakan konser untuk tahun depan. “Kemungkinan besar akan diadakan pada bulan Oktober bertepatan dengan hari raya Fransiskus Asisi. Hal ini juga bertepatan dengan 90 tahun OFM berkarya di Indonesia,” ujarnya.

Kolaborasi
Dalam setiap konser ini, Choir of Vitra tidak bekerja sendiri. Mereka berkolaborasi dengan Orkestra Kota Pahlawan (OKP). OKP merupakan kelompok orkestra yang berasal dari Kota Surabaya, Jawa Timur yang dibentuk oleh Rubijanto Soetanto. Pastor Dedie menceritakan, kerja sama ini rutin dilakukan selama beberapa tahun terakhir.

Rubijanto yang bermukim di Belanda, selalu berusaha datang ke Indonesia untuk sesekali memberi latihan kepada Choir of Vitra. Sebagai pemimpin OKP, ia juga menuturkan bahwa OKP selalu siap untuk tampil bersama Choir of Vitra. “Mereka selalu siap untuk mengiringi Choir of Vitra, mengingat hal ini selaras dengan tujuan OKP,” kata Rubijanto.

Lebih lanjut Rubijanto menerangkan, pelayanan terhadap anak-anak panti selaras dengan salah satu tujuan dari OKP yakni melayani Gereja melalui musik. Itu sudah ditanamkan di dalam setiap diri anggota OKP. “Mereka telah terbentuk untuk menjadi musisi yang peka terhadap kehidupan terutama pelayanan melalui musik itu sendiri,” ujarnya.

Rubijanto menambahkan, musik sangat penting bagi perkembangan anak. Paling tidak menurut dia, musik membantu anak-anak agar selalu mengalami suka cita. Mereka tidak boleh berlarut-larut dalam kesepian sebagai anak panti. “Saya melihat sukacita yang besar yang terdapat dalam diri anak-anak panti ketika terlibat dalam paduan suara. Ini merupakan kesempatan yang baik bagi mereka untuk tampil dan mengembangkan talenta,” jabarnya.

Tempat Belajar
Sebagai anak-anak panti, setiap anggota Choir of Vitra masih dalam tahap pertumbuhan. Pastor Dedie mengakui, anak-anak ini juga butuh banyak pembelajaran untuk mengisi pribadi mereka. Maka darinya, Choir of Vitra juga berperan menjadi tempat yang tepat bagi mereka untuk belajar.

Pastor Dedie mengungkapkan, kehadiran Choir of Vitra tidak hanya soal mengembangkan bakat dalam paduan suara, tetapi juga bagaimana nilai-nilai kemanusiaan dikembangkan. Dengan begitu, sebagai pribadi anggota Choir of Vitra juga berlatih untuk mengembangkan karakter yang baik.

Nilai-nilai yang dimaksud di sini di antaranya adalah kedisiplinan, sopan santun, saling menghargai, dan rasa syukur. Lebih lanjut Pastor Dedie mengatakan, mental mereka harus terus dibina. Sebagai anak panti, mereka harus diberi apresiasi dengan memberi ruang kepada untuk berkreasi. “Mereka harus tampil ke publik untuk menunjukkan potensi diri mereka. Apalagi pada usia ini adalah saat bagi mereka untuk mencari jati diri,” katanya.

Tinggal di panti, bukan berarti anggota Choir of Vitra harus berkecil hati. Mereka juga harus memiliki harapan akan masa depan. Mereka harus memiliki kepercayaan diri dan optimisme, bahwa mereka memiliki talenta yang harus mereka kembangkan sebagai modal mereka. “Choir of Vitra menjadi instrumen untuk memperkenalkan panti asuhan ini kepada masyarakat luas. Selain itu, Choir of Vitra ingin menunjukkan kepada donatur, bahwa anak-anak panti telah bekerja keras dalam mengembangkan talenta,” pungkasnya.

Willy Matrona

HIDUP NO.51 2018, 23 Desember 2018

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini