Keuskupan Bogor Berbenah

634
Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM bersama para imam dan umat dalam pembekalan Tim Pelaksana Sinode Keuskupan Bogor 2019. [HIDUP/Aloisius Johnsis]

HIDUPKATOLIK.COM –  Tema keluarga, pendidikan iman, OMK, lingkungan hidup, dan sosial kemasyarakatan menjadi tema sentral yang akan dibahas dalam Sinode Keuskupan Bogor 2019 nanti.

GERAK dan langkah Keuskupan Bogor selalu diperbarui setiap masanya. Mulai dari Sinode perdana yang digelar 2002 silam, Temu Pastoral 2007, dan penerbitan road map prioritas pastoral pada 2014. Berbagai hal tersebut adalah usaha untuk terus menyamakan gerak dan langkah seluruh umat di Keuskupan Bogor.

Tahun 2019 mendatang, Keuskupan Bogor akan kembali mengadakan sinode kedua. “Hal ini dimaksudkan agar gerak dan langkah kita semua kembali disamakan baik dalam pemikiran maupun tindakan,” kata Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM dalam pembukaan Pembekalan Tim Pelaksana Sinode II di Aula Pusat Pastoral Keuskupan Bogor, Sabtu, 15/12. 

Sekitar 150 orang perwakilan Dewan Pastoral, Dewan Keuangan, dan Orang Muda Katolik (OMK) dari paroki-paroki se-Keuskupan Bogor mengikuti pembekalan tim pelaksana Sinode II Keuskupan Bogor. Mereka diharapkan menjadi panitia pelaksana yang nantinya akan dilaksanakan di tingkat paroki, dekanat, dan keuskupan.

Sinode II bertajuk “Sukacita sebagai Communio yang Injili, Peduli, Cinta Alam, dan Misioner” ini akan dibuka pada 22 Februari 2019 bertepatan dengan 5 tahun penggembalaan Mgr Paskalis. Uskup Paskalis mengatakan, melalui sinode ini diingatkan kembali bahwa Gereja adalah satu kesatuan.

“Sinode ini menunjukkan bahwa awam memiliki peran penting dalam perkembangan Gereja secara umum. Peran strategis yang nyata dalam sinode ini harus dijalankan dengan semangat Kristus yang berkobar-kobar,” ujarnya.

Lima Tema Pembekalan dibawakan oleh Steering Committee (SC) dan organizing committee. Adapun anggota SC dalam sinode ini adalah Anton Sulis selaku koordinator, Pastor Habel Jadera dengan materi pokok-pokok sinode, Pastor Nikasius Jatmiko yang menjelaskan tentang ajaran Gereja yang berkaitan dengan sinode, serta Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor Pastor Yohanes Driyanto yang membawakan materi spiritualitas sinode.

Pastor Driyanto mengajak seluruh panitia pelaksana paroki menjalankan sinode dengan apa adanya. “Sinode harus berjalan apa adanya. Jika sedih ya ungkapkan, jika marah juga harus diungkapkan. Pasti dalam proses berpastoral baik di paroki maupun keuskupan memiliki banyak kekurangan. Melalui sinode ini kita mengevaluasi dan merumuskan solusinya dalam bentuk kebijakan bukan solusi praktis,” paparnya. 

Ia berharap agar hasil dari sinode ini tidak berbentuk informatif tapi juga harus berupa tindakan-tindakan nyata yang memiliki daya untuk membawa pengaruh positif bagi umat di Keuskupan Bogor.

“Di akhir Sinode ini kita harus siap untuk berjalan bersama dengan segala keadaanya. Keterbukaan hati untuk berbicara mengungkapkan apa yang dialami, baik itu kesulitan dan kekecewaan menjadi poin penting dalam sinode ini,” jelas Pastor Driyanto.

Setidaknya ada 5 pokok bahasan dalam Sinode II ini, yaitu keluarga, pendidikan iman, OMK, lingkungan hidup, dan sosial kemasyarakatan. “Pokok bahasan sinode ini sejalan dengan road map prioritas pastoral yang sudah dibuat 2014 lalu. OMK juga diberi porsi khusus dalam sinode ini, tentu dengan gaya dan cara yang berbeda.

Mereka akan diberikan kesempatan untuk menentukan apa yang harus dilakukan ke depan bersama-sama,” tutur Pastor Habel. Ia mengajak seluruh komponen baik di paroki maupun keuskupan untuk melibatkan OMK dalam kegiatan berpastoral.

“OMK jangan hanya menjadi objek, tetapi harus terlibat aktif dalam kegiatan berpastoral baik itu di lingkungan, wilayah, maupun paroki. OMK bukan hanya sebatas kor dan jaga parkir, tapi OMK mampu menyumbangkan ide-idenya untuk kemajuan Gereja. Hal inilah yang dilihat oleh Paus Fransiskus saat sinode orang muda kemarin,” pungkasnya.

Kegiatan siang ini ditutup dengan tanya jawab, makan siang bersama, serta pemaparan hal teknis dari OC yang dibawakan oleh Mikael Agus Muhardi selaku koordinator.

 

Aloisius Johnsis (Bogor)
HIDUP NO.52 2018, 30 Desember 2018

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini