Janda

646

Aku lalu memilih mengurung diri di rumah. Menyimpan suaraku, daripada ikut latihan paduan suara dengan perasaan tak nyaman. Aku berusaha mencari peneguhan dari tokoh-tokoh janda yang ada di Alkitab.

Aku bertemu dengan Rut, orang Moab yang setelah suaminya meninggal lebih memilih menemani Naomi ibu mertuanya, ketimbang kembali hidup di tengah bangsanya. Rut menemani Naomi pulang ke Israel, mencari nafkah untuk hidup mereka berdua, sampai bertemu Boas kerabat Naomi.

Rut kemudian menikah dengan Boas, dari keturunannya lahir raja Daud. Rut memiliki karakter pribadi yang terpuji sebagai seorang janda, tetapi kurang mengena buatku. Relasiku dengan ibu mertuaku memang tidak seakrab Naomi dan Rut, namun aku tetap menghormati dan mengasihinya. 

Beberapa bulan lalu, aku menampik saran ibu mertuaku yang menghendaki aku segera mengakhiri status kejandaanku.
“Maaf, Bu, sampai saat ini saya belum terpikir untuk menikah kembali, apalagi dengan anak Ibu yang lain,” tanggapku saat beliau berusaha menyandingkanku dengan adik suamiku.

Membalik lembaran-lembaran Alkitab, aku menemukan tokoh janda lain yang sangat mengesankan. Parasnya cantik dan sejak menjanda ia berpuasa setiap hari. Tak seorang pun berkata buruk tentang janda ini, karena ia sangat takut kepada Tuhan. “Aku ingin seperti Yudit,” seruku dalam hati.

Sepanjang hari itu, aku tenggelam bersama Yudit. Kesuciannya menggugahku, keteguhan imannya menantangku. Dengan rendah hati ia berdoa, “Berikanlah kepada tanganku, tangan seorang janda, tenaga untuk melaksanakan rencanaku…. Sebab kekuasaan-Mu tidak terletak di dalam jumlah besar dan kekuatan-Mu tidak pula pada orang-orang perkasa….” Betapa hebat janda ini!

Keyakinan akan penyertaan Tuhan membuat Yudit berani memenggal kepala Holofernes, panglima besar bala tentara Asyur, setelah memperdaya orang kuat itu. Seluruh rakyat Israel mengelu-elukan Yudit usai menunaikan tugas membela bangsanya. Mereka memberikan segala perabot dari kemah Holofernes untuk Yudit.

Namun, Yudit mempersembahkan barang-barang itu kepada Allah. Yudit kembali ke rumahnya. Ia tetap melajang selama sisa hidupnya, meskipun banyak orang ingin meminangnya. Namanya harum di seluruh negeri.

Semangat hidupku menyeruak. Aku ingin menjadi Yudit zaman modern. Seorang janda yang suci, tegar, dan berani. Dengan siasat jitunya, ditambah puasa dan matiraga, ia berhasil menghalau Holofernes – musuh utama bangsa Israel kala itu.

Tetap ada Holofernes-Holofernes dalam wujud berbeda di masa sekarang. Itulah yang harus kuperangi dengan strategi yang pas dan penyertaan Tuhan. Aku yakin, Tuhan akan membimbingku di jalan-Nya, meski belum kuketahui sepenuhnya. Besok aku akan ikut latihan paduan suara lagi.

 

Rosa Syncletica

HIDUP NO.48 2018, 2 Desember 2018

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini