PMKRI Surabaya: Perlu Terobosan

313
Anggota reuni PMKRI Surabaya.[dok.Anggota reuni PMKRI Surabaya]

HIDUPKATOLIK.COM –  IBNU Effendi bercerita, saat menjadi anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) yang waktu itu di moderatori Pastor Kumoro (Alm). “Kalau malam, ruangan lampu menyala dan tidak ada orang maka bola lampu itu oleh Pastor Kumoro dipecah. PMKRI yang harus menggantikannya.” kata Ibnu.

Cerita ringan ini terkuak dalam reuni PMKRI Surabaya yang bertempat di Crystal Hall Garden Palace Hotel Surabaya, 8/12. Effendi bersama rekan-rekannya bercerita puas soal pengalaman mereka menjadi anggota PMKRI. 

Hadir dalam kegiatan ini, Pastor Petrus Canisius Edi Laksito, Pastor Agustinus Tri Budi Utomo, Pastor Yulianus Astanto Adi CM, Pastor FX Hardi Aswinarno, dan Pastor Dominikus Mardiyatto Rudi Septiadi. Perayaan PMKRI ini berpuncak dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono. 

Dalam khotbahnya, Mgr Sutikno mengingatkan generasi lintas umur yang hadir dalam reuni PMKRI ini agar tetap bertahan menyusun kekuatan dalam banyak hal. Kalimat “bertahan” yang disampaikan Mgr Sutikno adalah peringatan lebih dari cukup yang harus segera ditanggapi.

Dibutuhkan eksplorasi kreatif yang tak hanya dibatasi oleh kegiatan biasa-biasa saja tetapi yang bersifat trans-disiplin. “Perlu dibuat terobosan lebih jauh di mana pada dasarnya semua elemen PMKRI bisa diajak berdialog dan bekerjasama,” terang Mgr Sutikno. 

Dalam reuni ini, PMKRI Surabaya Sanctus Lucas kembali merajut tiga benang perhimpunan yaitu: persaudaraan, Kristianitas dan intelektualitas. Angkatan yang hadir dalam kegiatan ini mulai tahun dari angkatan 1958.

Kesempatan ini menjadi saat di mana kader dari multi angkatan dapat menjadi satu kesatuan. Perbedaan periode  dari satu masa ke masa yang lain tidak menjadi penghalang untuk saling berbagi.

 

Leonardus Dewa Made RS (Surabaya)

HIDUP NO.01 2019, 06 Januari 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini