Ketika Gereja Mendengarkan Orang Muda

716

Orang Muda
Sinode tetap saja menjadikan orang  muda sebagai fokus. Dalam pesan yang disampaikan, Bapa-bapa Sinode berharap kepada orang muda, dengan kata penuh harapan, kepercayaan, dan penghiburan. Bersama kaum muda para uskup ini bersama mendengarkan suara Yesus.

Selama sinode, para uskup berusaha untuk mendengar apa yang sedang terjadi di dalam kehidupan orang muda. “Kami berusaha mengenal suara-suaramu di dalam Dia, teriakan kegembiraanmu, tangisanmu, dan momen keheninganmu.”

Orang muda saat ini sedang dalam pencarian. Dalam banyak kesempatan mereka mengalami suka cita dan harapan, sakit juga derita. Para uskup berharap dapat terus mendengar setiap pengalaman kehidupan yang dialami orang muda.

Paus Fransiskus berpelukkan dengan salah seorang pemuda peserta sinode dalam Misa penutupan sinode di Basilika St Petrus Vatikan. [www.synod2018.va]
“Kami yakin, Anda akan siap untuk terlibat sehingga mimpimu terealisasi dan sejarah akan terbentuk.” Ketika Gereja berusaha mendengar dan memahami apa yang dialami orang muda. Hal ini pun ditanggapi orang muda dengan suka cita. Percival Holt, salah satu delegasi dari India dalam suratnya kepada Paus mengungkapkan, bahwa dalam hidupnya ada titik di mana ia menentukan panggilannya untuk hidup membiara.

Untuk ini, ia mendapat arahan bijak dari seorang uskup dan sejumlah pastor. “Saya berusaha memahami iman lebih dari sekadar ritualistik, saya dibantu pemimpin orang muda dan sejumlah biarawati yang memampukan saya jatuh cinta terhadap Kristus dan gereja-Nya, dan menjadi seorang pemimpin dan inspirasi bagi banyak orang.

Ia melihat, banyak orang muda yang merindukan orang-orang religius dalam hidupnya, namun tidak menemukannya. “Banyak dari mereka yang berjuang di kehidupan, sementara yang lain telah menyerah dan beberapa tersesat.”

Orang muda saat ini cenderung mencari bantuan dari orang lain ketimbang dari rohaniwan. Percival mengakui kebutuhan akan pendampingan dari para imam sungguh dibutuhkan. “Saya seharusnya tak mengatakan ini, namun kebutuhan ini perlu dipenuhi – biarawan saat ini kurang memberi inspirasi ketimbang orang awam.”

Sementara itu, Briana Santiago dari San Antonio, Texas Amerika Serikat melihat, anak muda zaman ini sedang mencari makna kehidupan, mencari pekerjaan, mencari jalan panggilan kami, mencari identitas. Ia melanjutkan, orang muda bermimpi akan keamanan, stabilitas, dan pemenuhan. “Kami terluka akan kesepian, situasi keluarga yang rentan, dan krisis eksistensi, kami memohon agar Gereja menemani kami, bukan sebagai model iman yang perlu ditiru, melainkan sebagai kesaksian yang hidup.”

Briana mengakui, apa yang ia katakan merupakan buah dari refleksi selama Pertemuan Pre-Sinode. Ia terkejut dengan kesamaan gairah yang dirasa orang muda, terlepas negara dan budaya mereka. Selama sinode, ia bahagia melihat begitu banyak suka cita.

“Kami orang muda memiliki hasrat akan dialog, otensitas, partisipasi, dan di sanalah, kami disapa oleh orang dewasa yang berkeinginan untuk mengetahui apa yang ada di dalam hati kami.”

 

Antonius E. Sugiyanto/ Elisabeth Chrisandra J.T.D.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini