Datanglah Ya Tuhan

341

HIDUPKATOLIK.com Minggu 02 Desember 2018, Minggu Adven I Yer 33:14-16; Mzm 25:4bc-5ab, 8-9, 10, 14; 1Tes 3:12-4:2; Luk 21:25-28, 34-36

“Masa Adven bukan hanya mengajak kita mengenang kelahiran Yesus melainkan juga mempersiapkan Kedatangan-Nya kembali”

SELAMA masa Adven (Latin: adventus) ini, kita diajak untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan Yesus. Di satu sisi, kita diajak menantikan kedatangan-Nya pada akhir zaman, di sisi lain kita diajak untuk mengenang dengan penuh syukur kelahiran-Nya di Betlehem lebih dari dua ribu tahun yang lalu.

Tahun ini, bacaan Injil pada hari Minggu Adven I dikutip dari Luk 21:25-28,34-36 berbicara tentang akhir zaman. Dari kutipan ini ada beberapa hal penting yang bisa kita renungkan. Pertama, mengenai kedatangan hari Tuhan sebagai hari pengadilan. Di satu sisi, hari Tuhan adalah akhir zaman ketika Tuhan akan menghukum para lawan-Nya.

Itulah sebabnya hari itu disebut juga “hari pembalasan” (Yer 46:10; Luk 21:22). Kemurkaan dan hukuman Tuhan bisa ditujukan kepada bangsa Israel (Am 2:13-16; Yer 17:16-18), tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain (Yes 19:16; Yeh 30:2–5).

Pada sisi lain, hari Tuhan adalah hari keselamatan bagi orang-orang yang setia kepada-Nya, tidak hanya orang Israel (Mal. 3:17; 4:3; Yes. 2:11.17) tetapi juga bukan Israel (Yes 2:2–4; Mi 4:1–3; Za. 2:11).

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika orang-orang beriman yang setia kepada Tuhan justru merindukan kedatangannya. Kepada para pengikut-Nya Yesus berkata, “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Banyak orang takut pada hari kiamat. Namun, bagi orang Kristen yang menghayati agamanya dengan setia, hari Tuhan (hari kiamat) justru merupakan hari yang dirindukan. Bersama St Paulus, kita harus berdoa, “Maranatha”, artinya “Datanglah, ya Tuhan” (1Kor 16:22; bdk. Why 22:20).

Bukankah, dalam perayaan Ekaristi, setelah konsekrasi, kita berseru, “Kedatangan-Nya kita rindukan”? Sadarkah kita setiap kali kita mengucapkan kalimat itu? Kedua, perlunya selalu berjaga-jaga. Kedatangan hari Tuhan memang didahului dengan tanda-tanda (Mat 24; Mrk 13).

Dalam bacaan Injil hari ini kapan persisnya hari Tuhan itu tiba, tak seorang pun mengetahuinya. Dengan tegas Yesus mengatakan, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di surga pun tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri” (Mat 24:36). Kedatangannya tidak terduga, seperti kedatangan seorang pencuri (1Tes 5:2).

Dari sebab itu, Yesus berkata, “Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang” (Mat 24:43). Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memberi nasihat lebih lanjut, “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.”

Nasihat ini mengingatkan kita pada peristiwa air bah yang pada zaman Nuh tiba-tiba menimpa umat manusia yang sedang berpesta pora (Mat 24:37-39 ), dan pada peristiwa kapal pesiar Titanic. Pada 14 April 1912, kapal pesiar Titanic sedang mengadakan perjalanan perdananya ke Samudera Atlantik Utara.

Menjelang tengah malam, ketika kebanyakan penumpangnya sedang tenggelam dalam pesta-pora dan kemabukan, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh satu goncangan keras. Kapal mewah itu menabrak gunung es, sehingga salah satu lambung kapal robek. Air masuk ke dalamnya, tak terbendungkan. Dalam waktu singkat, air mulai memenuhi kapal dan membuat kapal tenggelam. Dari total 2.224 penumpang, lebih dari 1.500 orang mati tenggelam.

Kita tidak tahu kapan hari Tuhan akan tiba. Kita pun tidak tahu kapan kematian akan menjemput kita. Dalam arti tertentu, kematian itu mirip dengan kedatangan hari Tuhan. Dari sebab itu, marilah kita selalu sadar akan tujuan akhir hidup kita. Semoga kita tidak tenggelam dalam urusan duniawi, dalam pesta pora atau kemabukan, melainkan selalu ingat bahwa hidup kita di dunia ini hanyalah sementara.

Marilah kita tekun melakukan kewajiban kita sebagai orang Kristen, sehingga ketika Tuhan datang kita kedapatan sedang melakukan tugas dan kewajiban kita dan sedang berjaga menantikan kedatangan Tuhan.

Ketiga, soal pentingnya doa. Yesus berkata, “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”

Bagaimana pun juga kedatangan hari Tuhan menggentarkan hati manusia meskipun hari itu patut kita rindukan juga. Mengapa? Sebab hari itu adalah hari perjumpaan dengan Tuhan yang akan menghakimi kita.

Perlu kita bertekun dalam doa agar dengan bantuan Tuhan, kita mampu menghayati iman kita sehingga kita akan “tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”

 

Mgr Henricus Pidyarto Gunawan OCarm
Uskup Malang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini