HIDUPKATOLIK.com – Pw St. Sesilia. Why. 5:1-10; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 19:41-44
GAMBARAN Yesus yang menangisi Kota Yerusalem sesaat Ia mendekati dan melihat kota itu dari kejauhan, adalah gambaran Allah yang penuh belas kasih. Dalam gambaran itu
kita bisa melihat Allah yang mampu menyelami penderitaan yang akan dialami oleh
umat-Nya kelak, karena dosa-dosa dan penolakan mereka.
Tempat Yesus menangisi kota Yerusalem itu berada di sekitar Bukit Zaitun, sekarang berdiri sebuah gereja dengan desain tetesan air mata, yang diberi nama dengan Dominus Flevit (Tuhan Menangis). Dari jendela gereja itu kita bisa melihat keindahan Yerusalem.
Yerusalem adalah kota yang direbut Raja Daud dari orang-orang Yebus. Kota berbukit ini dijadikan Daud sebagai pusat pemerintahannya sekaligus usahanya yang disebut sentralisasi ibadat. Daud membangun tembok-temboknya, lalu mulai membangun Bait Allah di dalamnya, yang baru terealisasi pada zaman Raja Salomo, anaknya.
Kerajaan Daud masyhur dan maju, sebab Allah hadir melindungi Israel sedemikian rupa dari segala gempuran musuh, bencana alam dan malapetaka. Allah menjamin kesejahteraan dan perlindungan kepada umat pilihan-Nya ini.
Yerusalem artinya Kota Damai, tetapi yang terjadi bukan damai tetapi perang dan pertentangan, kejahatan, dan kebusukan. Yesus menangisi penolakan bangsa-Nya terhadap diri-Nya. Penolakan ajakan Juruselamat itu berarti penolakan terhadap keselamatan Allah sendiri.
Yerusalem kokoh dan kuat bukan karena tembok-tembok atau pasukan perangnya, tetapi Allah sendiri yang hadir di tengah umat-Nya.
Pastor Josep Ferry Susanto
Imam Keuskupan Agung Jakarta, Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta