HIDUPKATOLIK.com – Ketika menghadapi berbagai permasalahan, misalnya masalah uang sekolah anak, mencari pekerjaan atau juga perselisihan di tempat kerja, kita meminta bantuan kepada Maria dan tidak langsung kepada Allah? Bukankah Maria itu tetap manusia, bukan Allah yang memberi kehidupan?
Ratna Herwijaya, Malang
Pertama, memang benar Maria adalah tetap manusia dan bukan Allah. Maria adalah manusia yang membutuhkan penebusan Kristus, Putranya, seperti kita semua. Kita memohon doa Bunda Maria sama seperti halnya kita memohon doa teman-teman atau para rohaniwan yang kita kenal pada saat kita membutuhkan bantuan rohani. Mereka ini bukan Allah tetap mereka bisa juga mendokan dan memohon kepada Allah untuk kepentingan kita. Namun demikian, sejak awal Gereja, para murid percaya dan menghormati bahwa Maria adalah yang tersuci dan terbesar di antara semua orang kudus dan orang yang sangat dekat dengan Yesus, yang telah lahir dari rahim Maria.
Kedua, karena Yesus Kristus, Allah Putra yang menjelma menjadi manusia, dilahirkan dari rahim Bunda Maria, maka Maria menjadi Ibu Yesus. Maka semua orang yang percaya kepada Yesus juga menjadi anak-anak Maria. Maria adalah bunda kita, murid-murid Yesus. Sejak awal Gereja percaya akan hal ini berdasarkan kata-kata Yesus kepada rasul Yohanes, murid yang dikasihi, ketika Dia tergantung di salib, “Inilah ibumu!” (Yoh 19:27). Sebagai ibu kita, Bunda Maria sangat mencintai, peduli, menyertai dan berdoa untuk kita sebagai putra-putrinya. Inilah sebabnya kita menybutnya sebagai Bunda, Mama, Inang, dll.
Ketiga, Santo Paus Yohanes Paulus II menggaungkan kembali ajaran ini dalam ensikliknya Redemptoris Mater, yang ternyata adalah dokumen tentang Maria yang paling berorientasi Biblis dan ekumenis dalam sejarah Gereja. Bapa Suci berkata bahwa Gereja “memandang Maria secara keibuan hadir dan ikut ambil bagian pada banyak permasalahan rumit yang hari ini dihadapi oleh hidup orang perorang, keluarga-keluarga dan bangsa-bangsa’ Gereja memandang dia (Maria) membantu orang-orang Kristiani yang berada dalam perjuangan terus-menerus antara baik dan buruk, untuk memastikan bahwa mereka “tidak jatuh ke dalam dosa”, atau jika ternyata terjatuh, maka akan bangkit kembali.” Kata-kata santo ini meneguhkan bahwa Maria peduli dan mau terlibat dalam setiap perjuangan hidup kita di dunia ini. Karena itu, adalah wajar dan sudah sepantasnya bila kita memohon doa Bunda kita dalam menghadapi permasalahan-permasalahan hidup kita. Hal ini tidak berarti mengabaikan atau menyingkirkan Allah, karena tujuan doa Bunda Maria tetaplah diarahkan kepada Allah Bapa. Doa kepada Bunda Maria berarti mengikutsertakan Bunda kita dalam menyampaikan permohonan kita kepada Allah. Seperti dalam perkawinan di Kana, Maria tahu bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan permohonan kepada Yesus, agar Yesus membawa permohonan itu kepada Bapa di surga.
Keempat, kadang-kadang ada ungkapan yang agak berlebihan berkaitan dengan peran Bunda Maria, seolah-olah Bunda Maria mengatasi dan mengatur Yesus dan Bapa di surga. Bahkan ada yang mengatakan bahwa jika permohonan kita kepada Bapa atau Yesus tidak dikabulkan, atau seolah Yesus segan mendengarkan permohonan itu, maka jalan keluarnya ialah meminta melalui Maria. Di sini Bunda Maria dipertentangkan dengan Allah Bapa dan Yesus atau Allah Putra. Tentu saja ungkapan-ungkapan ini tidak tepat dan tidak mempunyai dasar dalam Kitab Suci. Maria pastilah tidak “mengatur” Allah atau Yesus Putranya. Kerendahan hati Maria menjamin pasti akan hal ini. Maria selalu mencari dan siap melakukan kehendak Allah, bukan memanipulasi Allah. Pandangan ini merendahkan Bunda Maria dan tidak sesuai dengan gambaran Maria yang kita lihat dalam Kitab Suci. Allah dan Yesus adalah sumber segala rahmat. Maria hanyalah penyalur rahmat yang datang dari Allah. Maria membantu mempersiapkan kita untuk menerima rahmat yang kita butuhkan.
Petrus Maria Handoko CM
HIDUP NO.42 2018, 21 Oktober 2018