HIDUPKATOLIK.com – Minggu 18 November 2018, Hari Minggu Biasa XXXIII, Dan 12:1-3; Mzm 16: 5.8.9-10.11; Ibr 10:11-14,18; Mrk 13, 24-32
“Persembahan Diri Kristus adalah sekali untuk selama-lamanya, sehingga berlaku untuk manusia segala zaman.”
PENGALAMAN mengajarkan manusia rentan terhadap bencana. Di hadapan segala malapetaka, manusia merasa seolah hidupnya terangkum kegelapan tanpa akhir. Kitab Suci berulangkali menampilkan kehidupan manusia yang terus-menerus mengalami goncangan dan ancaman.
Akan ada waktu kesesakan yang besar. Banyak orang akan mati dan banyak bangsa akan tertidur dalam debu tanah. Sebagian akan bangkit untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. Selalu ada musuh-musuh Allah yang berjuang melawan Kristus dan para pengikut-Nya. Dosa dan kuasa jahatnya akan terus berupaya bercokol dalam hati.
Berjuang menggerogoti jiwa orang-orang pilihan Allah agar beralih dari jalan keselamatan yang telah ditentukan Allah. Keadaan kacau-balau akibat kuasa jahat ini dilukiskan sebagai malapetaka besar. Apa yang bisa diandalkan manusia di tengah kelemahan dan keterbatasannya di hadapan dunia yang gelap?
Apa yang dapat dijadikan dasar untuk terus bersemangat dan gigih menunaikan tugas pewartaan Injil dan memberi kesaksian tentang Kasih Allah yang di dalam Putera-Nya Yesus Kristus, berkenan mengubah kegelapan dan kefanaan dunia dengan Warta Keselamatan bagi semua orang?
Syukur, Injil memberi jalan keluar dengan menampilkan cahaya harapan. Pesannya sungguh pasti: Segala goncangan dunia dan kerisauan hidup yang mengancam itu bukanlah akhir yang menentukan! Bagi manusia, Allah sudah menyiapkan ‘Cahaya Kemilau’ yang mengakhiri masa kegelapan.
Menurut warta Injil, di penghujung jalan kehidupan ada Allah yang siap memberi jalan keluar dengan tawaran keselamatan. Ia akan menampilkan Mikhael, Pemimpin Besar yang akan mendampingi putra-putri Allah dalam perjuangan melawan Iblis dan kuasa kejahatan.
Cahaya Penghalau Kegelapan itu akan tampil sebagai ksatria pamungkas penghalau segala bencana kehidupan. Allah telah menetapkan Kristus sebagai Satu di antara seluruh umat manusia. Ia ditetapkan sebagai Imam Agung dan Putera Allah Maha Tinggi yang mempersembahkan diri-Nya.
Pengorbanan-Nya secara efektif menghapus dosa dunia dan berdaya mengerjakan keselamatan bagi semua orang. Korban-Nya hanya satu kali untuk selama-lamanya. Kini Ia duduk di sisi kanan Allah.
Ia telah menghapus dosa seluruh dunia dan menyempurnakan mereka yang dikuduskan. Dari segala kemelut dan kekacauan, Ia akan meluputkan bangsa pilihan Allah. Ia akan menjadikan orang bijaksana bercahaya seperti cahaya cakrawala, menjadikan mereka hidup dalam terang kebenaran, kebaikan, dan keindahan untuk senantiasa.
Kristus, Tuhan dan Hakim Yang Maha Adil akan tampil di akhir jaman. Ia datang untuk keselamatan definitif manusia. “Pada waktu itu orang akan melihat Putera Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Ia akan menyuruh keluar para malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi.”
Bahkan Kristus sendiri memberi jaminan, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Apa yang perlu dilakukan agar manusia dapat menangkap Cahaya Kehidupan yang ada dalam diri Kristus ? Injil menampilkan sikap berjaga-jaga dengan penuh perhatian.
Kedatangan Kristus adalah momentum keselamatan. Orang perlu siap sedia untuk kedatangan yang membebaskan itu. Jangan sampai saat cahaya itu datang, para pengikut Tuhan lebih mencintai kegelapan dunia ini. Selanjutnya perlu disadari realitas dunia yang sudah secara obyektif ditebus Tuhan dan bertekun mengupayakan keselamatan itu secara subyektif.
Keselamatan selalu membutuhkan partisipasi aktif, sehingga orang beriman sungguh siap jiwa-raga untuk masuk dalam rombongan orang-orang yang siap menyongsong Kristus. Akhirnya masa depan dunia yang ditebus Kristus itu merupakan horizon kehidupan yang diliputi cahaya harapan.
Orang-orang tebusan Tuhan hidup dalam cahaya kebijaksanaan, laksana cahaya cakrawala, karena diperkenankan menikmati cahaya kehidupan yang Tuhan siapkan bagi semua orang percaya yang bertekun sampai akhir.
Mgr Dominikus Saku
Uskup Atambua