Bangsa Terpilih

2583

HIDUPKATOLIK.com – Pastor, mengapa Allah menjadikan bangsa Israel sebagai bangsa yang terpilih, bukankah ini pilih kasih?

Lina, Batam

Bahwa bangsa Israel merupakan bangsa pilihan Allah kita temui di dalam Kitab Suci, khususnya dalam Kitab Pentateukh. Misalnya dikatakan dalam Kitab Ulangan 14:2: “Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, dan engkau dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi.” Identitas ini dipegang teguh oleh bangsa Israel sampai pada jaman Yesus Kristus dan bahkan sampai zaman sekarang ini.

Namun pemilihan ini tidak berarti bahwa Allah tidak bermaksud pilih kasih. Apa yang mendorong Allah memilih bangsa Israel, adalah terutama karena kemurahan hati-Nya. Dalam kemurahan hati-Nya itu Allah bebas memilih bangsa mana saja, bahkan tidak tergan tung dari kualitas dan jasa dari seseorang atau bangsa itu. Dalam pemilihan Israel Allah mulai dengan memanggil Abraham (Kej. 12). Kepadanya dijanjikan tiga hal: tanah, keturunan, dan berkat yang akan muncul dari keturunan-Nya itu. Allah mau supaya antara Dia dan ke tu runan ini ada relasi khusus, yang disebut relasi perjanjian: “Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.” (Kej. 17:7).

Apakah dengan pemilihan itu bangsa Israel boleh menyombongkan diri? Tentu saja tidak. Pertama, karena alasan pemilihan itu adalah pertama-tama tergantung pada Allah, bukan pada bangsa Israel. Begini kata Kitab Ulangan: “Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu — bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? — tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir” (Ul. 7:7-8). Pemilihan itu mempunyai satu alasan saja: kasih Allah yang murah hati. Begitu Allah memilih, maka Ia akan terus setia, bahkan Ia menjanjikan kesetiaan-Nya itu sampai kekal.

Kedua, pilihan itu tidak dimaksudkan eksklusif untuk bangsa Israel semata. Sebaliknya pilihan itu mengandung tugas misi untuk seluruh umat manusia. Hal ini sudah nampak pada janji berkat Abraham, tetapi terutama dalam sabda Allah pada Musa (bdk. Kel. 19). Dikatakan, pada bulan ketiga setelah Israel keluar dari Mesir, Musa naik ke gunung Sinai dan Allah berbicara kepadanya: “Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus” (Kel. 19:6). Jadi ada dua ciri bangsa pilihan Allah itu: pertama, agar bangsa ini menjadi bangsa yang kudus. Kudus, selalu berarti spiritual, karena berhubungan dengan perjanjian kudus. Bangsa ini harus hidup sesuai dengan tuntunan dan kehendak Allah. Itulah yang akan menjadi kekhususan nya: menjadi terang dan saksi. Kedua, kerajaan imam, menunjuk pada persaudaraan imami, yang bertugas menjadi pengantara berkat Allah bagi manusia dan pengantara persembahan manusia pada Allah. Intinya tugas ini menuntut keterbukaan, karena melalui mereka Allah mau menunjukkan cinta-Nya kepada seluruh umat manusia.

Jadi pemilihan bangsa Israel adalah kebebasan Allah demi keselamatan manusia seluruhnya. Melaluinya Allah menghadirkan terang bagi bangsa-bangsa dan nantinya membuka janji kesetiaan-Nya juga bagi semua manusia. Inilah yang seringkali ditekankan Yesus dalam Perjanjian Baru.

Gregorius Hartanto MSC

HIDUP NO.41 2018, 14 Oktober 2018

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini