Dialog Eratkan Persaudaraan

236
Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda Minggu, 28 Oktober 2018, Srili bekerjasama dengan pihak Gereja Katholik St Aloysius Gonzaga Mlati mengadakan seminar "Dialog Lintas Iman: inklusif, inovatif, transformatif", bertempat di aula gereja tersebut. [yooying.com]

HIDUPKATOLIK.com “BERINTERAKSI dengan orang berbeda agama hendaknya untuk saling menguatkan. Interaksi itu tidak untuk saling menjatuhkan apalagi menampilkan arogansi masing-masing. Kita perlu toleran. Dengan begitu kita semakin inter-religius, kita semakin religius secara pribadi.”

Demikian Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Nina Mariani Noor saat berbicara dalam dialog lintas agama memperingati Hari Sumpah Pemuda, di Aula Paroki St Aloysius Gonzaga Mlati, Yogyakarta, Minggu, 28/10.

Tujuan dari kegiatan ini untuk memecah kekakuan dalam berinteraksi antar umat beriman. Ini terjadi karena kadang ada prasangka-prasangka akibat ketidak-tahuan antar mereka. Dalam dialog ini terungkap perlunya keberanian untuk membuka pintu-pintu dialog antarumat beriman.

Pastor Yulius Sukardi mengungkapkan usaha untuk membangun kesatuan selalu tidak mudah. Perlu pengorbanan dan keterbukaan dari masih-masing pihak. “Membangun kesatuan itu tidak mudah,” ujarnya. Dialog yang menghadirkan tokoh-tokoh lintas agama ini diinisiasi Tim Kerja Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Bidang Kemasyarakatan Paroki Mlati, Sleman-DIY.

Kegiatan dihadiri juga sejumlah perempuan yang tergabung dalam Srikandi Lintas Iman (SRILI) Yogyakarta. Pembicara lain dalam dialog ini adalah Dosen Departemen Sosiologi UGM Nyai Mustaghfiroh Rahayu, aktivis sosial keagamaan Jirhas Ranie Artika, dan Pendeta Mathelda Yeanne Tadu.

 

H. Bambang S (Yogyakarta)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini