Kepemimpinan Transformatif
Menjawab tantangan zaman WKRI perlu menerapkan kepemimpinan transformatif di setiap daerah asal mereka. Hal ini disampaikan Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo saat berbicara di hadapan semua peserta kongres.
Ia mengatakan, kepemimpinan transformatif membuat pemimpin bergerak menuju nilai yang semakin transenden. Ia mencontohkan, Gereja memberikan gaji kepada karyawan sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja.
Dalam hal ini, pekerjaan bukan hanya soal gaji tapi aktualisasi diri. Mgr Suharyo mengungkapkan, menaikkan gaji karyawan seusuai UMR adalah tanda bahwa Gereja sungguh menghargai martabat. “Itulah keadilan, martabat manusia, dan keluhuran kerja.” Berkaca pada perjalanan hidup Paus Fransiskus, Mgr Suharyo memaparkan tiga tahap menuju kepemimpinan transformatif.
Seorang pemimpin hendaknya memiliki pengalaman bersama Tuhan. Pengalaman rohani ini akan mempengaruhi cara berpikir dan mengalami sesuatu. Pada tahap kedua pengalaman itu akan memperbaharui dirinya. Kemudian, terjadilah transformasi institusi yang membawa perubahan pada seluruh aspek organisasi.
Mgr Suharyo menegaskan, hal ini bisa terjadi ketika seorang pemimpin membiarkan dirinya dipimpin oleh Roh Kudus. “Kita semua menurut bahasa Pancasila dipanggil untuk menjadi pribadi yg berhikmat sehingga bisa bermusyawarah dan mengambil keputusan bersama. Jadi jelaslah kita dipanggil untuk menjalani corak hidup Kristiani agar semakin sempurna di dalam kasih.”
Kongres WKRI sekaligus menandai pergantian pemimpin pusat baru. Pada Rabu, 31/10 saat sidang Pleno IV diadakanlah pemilihan dan penetapan pimpinan DPP masa bakti 2018-2023. Sebanyak delapan calon bersedia mengikuti proses pemilihan. Namun, hanya keluar tiga nama dengan suara terbanyak, yakni: Justina Rostiawati dengan perolehan 526 suara, Lusia Willar 441 suara, dan Katarina Catri Erliana dengan 290 suara.
Bersama dengan para penasehat Kongres ketiga pemenang ini, akhirnya dikukuhkan dengan Justina sebagai Ketua Presidium WKRI, Lusia sebagai Anggota Presidium I, dan Katarina sebagai Anggota Presidium II.
Felicia Permata Hanggu