“Tanpa mereka, kita tidak bisa menikmati kemerdekaan! Jadi kita mesti mengenang para pahlawan dan pejuang kebangsaan maupun keagamaan seperti santo, santa. Juga para pemimpin negara (presiden). Kegiatan ini juga sesuai anjuran dari Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo, untuk melakukan gerakan budaya dan kebangsaan,” imbuh Dhani.
Baca juga: http://www.hidupkatolik.com/2018/10/23/27716/ketoprak-sarana-pewartaan/
Kegiatan Doa Malam Suci Arwah Pahlawan ini hendak melibatkan 38 lingkungan yang ada di Gereja St Catharina, dimana masing-masing lingkungan diharapkan mengirimkan pesertanya hingga 12 orang. Kegiatan ini bertujuan untuk pengembangan internal paroki, sementara diharapkan kedepannya turut melibatkan umat antar paroki.
“Targetnya juga bisa menjangkau orang muda, keluarga muda, untuk ikut bisa ambil bagian dalam gerakan budaya. Selain dapat mengenal lebih akrab dengan warga dari paroki lain, kita turut berefleksi, kita mesti bangun apa untuk negara, dan bangsa kita. Kita berjuang dengan damai,” pungkas Dhani.
Paroki Kalvari Lubang Buaya sebelumnya turut berpartisipasi dalam pentas Ketoprak Kebangsaan berjudul Suminten Ngedan & Sam Pek Eng Tay pada 7 Oktober lalu di Teater Garuda, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, berkolaborasi dengan keempat paroki lainnya, Paroki St Maria Vianney Cilangkap, Paroki St Servatius Kampung Sawah, Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu, dan Paroki Ratu Rosari Jagakarsa.
Antonius Bilandoro