Dalam kesempatan ini juga, Mgr Suharyo mengajak umat beriman untuk melihat Pesparani dalam kerangka peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. Ia menyebutkan, bahwa Pesparani sebagai peristiwa kebangsaan.
Gereja mengajak umat agar terus bersyukur atas sejarah perjalanan Gereja Katolik di Indonesia. Ini selaras dengan salah satu penggalan Doa Syukur Agung yang mengajak umat untuk bersyukur atas jasa para pahlawan yang membawa kesadaran sebagai bangsa.
Sementara itu dalam pidato pembukaan mewakili Presiden Joko Widodo, Jonan mengajak Pesparani sebagai usaha untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Ia mengatakan, Indonesia adalah negara penuh damai.
“Kebhinnekaan adalah kekayaan besar yang dimiliki bangsa ini. Kebhinnekaan yang dibentuk oleh founding fathers dari Sabang sampai Merauke harus dapat dipertahankan. Kerukunan dan persaudaraan antar anak bangsa harus tetap dijaga sebab tanpa persatuan Indonesia pasti hancur,” pungkas Jonan.
Dalam pembukaan Pesparani ini ditampilkan refleksi sejarah yang ditunjukkan dengan replika kepiting membawa salib St Fransiskus Xaverius. Ini mengingatkan arti penting Ambon sebagai tempat yang pernah disinggahi orang kudus asal Spanyol itu pada abad ke-XVI.
Acara pembukaan ini juga diisi dengan devile kontingen, perarakan Piala Bergilir Presiden Republik Indonesia, pengibaran bendera LP3KN, Tarian Cakalele, dan lagu Ave Maria oleh Soprano Internasional dari Italia Fabriana Rosii.
Yusti H. Wuarmanuk (Ambon)
Andaikan para pejabat lain dapat bersuara seperti bapak Gubernur ini maka damailah begeri ku tercinta