Mgr Hilarion Datus Lega: Tiga Tahap

677
Mgr Hilarion Datus Lega. [HIDUP/Hasiholan Siagian]

HIDUPKATOLIK.com USKUP Manokwari- orong Mgr Hilarion Datus Lega mengungkapkan punya tiga tahap pengalamannya akan sosok uskup dan dunianya. Konon, ia dididik oleh orangtuanya untuk memperlakukan uskup ibarat Allah yang tampak.

“Saya dibesarkan dalam iklim uskup itu setengah dewa,” ujar kelahiran Kupang, 21 Oktober 1956 ini terkekeh. Mgr Hilarion mengenang saat ia masih menjadi seminaris di Seminari Menengah Pius XII Kisol, Nusa Tenggara Timur.

Ketika di waktu tertentu uskup datang, setiap orang akan berbaris untuk memberi salam dan mencium cincin uskup. Itu tahap pertama. Tahap kedua, ketika ia ditahbiskan menjadi imam dan berkarya di Konferensi Waligereja Indonesia setelah meraih S2 dari The University of Edinburg, Inggris.

“Bahwasanya uskup ternyata manusia biasa, penuh kerapuhan dan kelemahan. Kadang konyol juga,” ucapnya sambil tertawa di hadapan peserta Rapat Pleno Komisi Komunikasi Sosial di Sorong, belum lama ini. Dan, ketiga, ketika ia dipilih menjadi uskup tahun 2003. “Saya benar-benar bingung, kenapa saya? Saya tidak tahu harus ngomong apa,” tuturnya dengan wajah agak serius.

Kala itu ia sadar dan mengakui dirinya yang penuh kelemahan. “Namun, satu saja keyakinan iman ketika harus menjawab ‘ya’ pada Paus. Pasti Tuhan ingin menunjukkan kekuatan-Nya melalui hamba-Nya yang hina dina ini,” ujar pria humoris yang ditahbiskan uskup pada 7 September 2003 itu.

Maka, berdasarkan tiga pengalamannya itu, ia berpesan, “Jangan terlalu berharap banyak dari uskup.”

 

Hasiholan Siagian

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini