Penurunan Bendara Merah Putih di Tengah Misa Penutupan Pesparani

1564
Penurunan Bendara Merah Putih saat Misa Penutupan Pesparani I [HIDUP/Yusti H. Wuarmanuk]

HIDUPKATOLIK.COM-PESTA Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) I telah ditutup seara remsi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise di Lapangan Merdeka Kota Ambon, Kamis, 1/11. Acara penutupan ini tak kalah heboh dengan acara pembukaan. Ragam lagu dan tari diperlihatkan di atas panggun utama yang terletak di depan Kantor Gubernur Maluku itu.

Penutupan Pesparani ini diawali dengan Misa syukur yang dipimpin Uskup Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC, didampingi Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus, dan Uskup Palangkaraya Mgr Aloysius Maryadi Sutrisna Atmaka MSF, serta sedikitnya 120 imam dari Keuskupan Amboina maupun dari keuskupan lainnya yang turut hadir.

Pastor Agustinus Ulahayanan membagikan Hosti Kudus saat Misa Penutupan Pesparani I [HIDUP/Yusti H. Wuarmanuk]

Dalam kotbahnya, Mgr Mandagi mengajak seluruh umat untuk melihat Pesparani sebagai sarana refleksi atas kehadiran Tuhan dalam hidup manusia. Menurut Mgr Mandagi Pesparani akan berakhir tetapi iman kita jangan berakhir. Pesparani, katanya, menjadi ajang pertemuan seluruh umat beriman karena satu kesadaran bahwa kita tanpa Tuhan hanyalah manusia lemah.

Pesan pemersatu sebagai satu ciptaan terus menggema di atas mimbar kotbah. Mgr Mandagi dengan lantang meminta kepada umat Katolik agar mempraktikkan hidup penuh damai dan kasih sebagaimana diajarkan Yesus sendiri. “Pesparani harusnya menjadi  kesempatan bagi umat Katolik untuk terbuka pada rahmat Tuhan karena Dia-lah kita bisa berada dan berjumpah satu dengan yang lain. Maka syarat perkumpulan adalah berjumpa dalam peradaban kasih,” ujar Mgr Mandagi.

Dalam Misa ini, suatu momen yang tak lasim terjadi yaitu ketika memasuki jam 18.000 WIT, Mgr Mandagi mempersilahkan kepada seluruh umat untuk berdiri dan menghadap bendera Merah Putih. Mgr Mandagi mengajak umat dan seluruh warga yang memadati Lapangan Merdeka itu untuk berhenti dari aktivitas sejenak dan menghormati bendera yang akan diturunkan. Momen ini terjadi di saat sebagian umat baru saja menerima hosti kudus. “Sebagai warga negara yang baik maka kita berdiri mengikuti penurunan bendara Merah Putih,” ajak Mgr Mandagi.

Penurunan Bendera Merah Putih saat Misa Penutupan Pesparani I [HIDUP/Yusti H. Wuarmanuk]

Beberapa imam yang saat itu baru saja dalam perjalanan menuju panggung dan ada juga yang sedang membagikan hosti berhenti sejenak dan mengarahkan pandangan ke bendera Merah Putih yang diturunkan oleh empat pengawal dari Satuan Polisi Pamong Praja. “Kita benar-benar mengikuti pesan 100 persen Katolik, 100 persen Indonesia,” ujar Deborah seorang warga yang duduk di kursi Pers di samping kiri panggung VIP.

Para pembawa hadiah dalam penutupan Pesparani I [HIDUP/Yusti H. Wuarmanuk]

Usai Misa acara seremonial ini menampilkan sedereta lagu yang dibawakan oleh dua penyanyi Maluku Nurul Toisuta dan Frans Patirajawane. Selain itu juga ada penampilan dari Orchestra Kristen Maluku dan acara hiburan lainnya seperti Marching Band dari SMA Xaverius Ambon. Para penonton dihibur dengan lagu-lagu seperti Maluku Tanah Pusaka, Goro-gorone, lagu Sio Mama, dan beberapa lagu lainnya.

para peserta dan panitia berjoget lagu Gemu Fa Mi Re dan Lagu Tobelo saat penutupan Pesparani I [HIDUP/Yusti H. Wuarmanuk]

Di akhir kegiatan penyerahan hadiah diputarkan lagu Gemu Fa Mi Re dan Tobela. Terlihat para peserta bercampur riuh dan berjoget bersama. “Terima kasih Ambon atas semua yang telah diberikan. Sampai bertemu di tahun-tahun berikutnya,” ungkap seorang peserta dari Jawa Barat.

Yusti H. Wuarmanuk (Ambon)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini