HIDUPKATOLIK.COM – MEMASUKI hari keempat Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) I, banyak kesibukan terlihat di jalanan Kota Ambon. Selama dua hari, Senin-Selasa, 29-30/10, tempat-tempat diadakannya perlombaan selalu ramai. Keramaian ini terlihat di jalanan Kota Ambon dimana spanduk-spanduk ucapan selamat datang dan dukungan doa juga terpampang hampir di seantero jalanan.
Di tengah kesibukan Pesparani ini, banyak cerita menarik yang dialami peserta Pesparani. Salah satunya datang dari Kota Palu, Sulawesi Tengah, yaitu Timotius Jeharut. Sejak keberadaannya di Kota Ambon, Timotius sudah dua kali masuk Rumah Sakit karena kesehatan yang kurang memungkinkan.
Ketika ditemui di Hotel Golden Inn, Jalan Arab, Aipati, Kota Ambon, pria berkacamata ini bercerita soal kondisi kesehatannya. Ia mengatakan sejak tiba di Ambon dirinya kurang istirahat. Sebelum berangkat dari Palu, selama seminggu Timotius tidak bisa tidur pada malam hari karena rumahnya hancur.
Selain itu, ia juga harus mempersiapkan segala hal terkait keberangkatan Pesparani. “Keinginan saya cuma satu ingin supaya kami bisa terlibat dalam Pesparani. Kami ingin memuliakan Tuhan dalam kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki,” ujar Timotius.
Ia melanjutkan, ketika tiba pertama kali langsung dirinya diantar untuk masuk Rumah Sakit di Tantui, Kota Ambon. “Saat itu kondisi kesehatan saya kurang baik. Saya merasa sangat kecapean.
Saya tidak tidur selama seminggu karena membantu banyak orang di Palu dan juga rumah saya sudah hancur. Mungkin sepulang dari sini saya pasang tenda di depan rumah,” jelas Timotius dengan senyum.
Dua hari setelah di Kota Ambon, pada pukul 03.00 WIT, Timotius dilarikan ke Rumah Sakit GMP Ambon. Ia merasakan tubuhnya sangat tidak memungkinkan untuk melanjutkan aktivitas melayani para kontingen dari Sulteng. Tetapi keesokan harinya ia memaksakan diri untuk kembali melanjutkan aktivitasnya. Di tempat ia tinggal juga telah disediakan tim medis untuk membantu pelayanan kesehatan Timotius dan peserta yang lainynya.
“Saya berterima kasih karena dukungan banyak orang, khususnya panitia yang sudah menyediakan tim medis bagi kami di tempat-tempat penginapan dan hotel. Bagi saya pengalaman ini membuat kami merasa sangat diperhatikan. Mungkin bukan saja saya yang mengalami dukungan tetapi banyak peserta yang lain. Pada dasarnya saya ucapkan terima kasih,” demikian Timotius.
Yusti H. Wuarmanuk (Ambon)