Setelah melalui proses penilaian dan kunjungan langsung ke tempat para nominee, tim juri memutuskan Pemenang Frans Seda Award 2018 yakni:
- Kategori Bidang Pendidikan: Brigadir Polisi Muhamad Saleh dari Bombana, Sulawesi Tenggara (Pendiri Sekolah Swasta Anak Soleh)
Saleh mendapat mandat sebagai pembina keamanan dan ketertiban masyarakat di Desa Tunas Baru, Bombana, Sulawesi Tenggara. Melihat anak-anak kecil di sana setiap hari harus berjalan kaki sejauh 5-8 kilometer, maka ia mendirikan SD Swasta Anak Soleh.
Awalnya sekolah memakai rumah salah satu milik warga, namun pada akhirnya dengan bantuan sumbangan dari warga terbentuklah sekolah dengan tiga kelas yaitu kelas 1,2,3. Awalnya hanya Saleh dan Istrinya sebagai guru, tetapi pada akhirnya Saleh mendapatkan tiga guru yang bisa mengajar di masing-masing kelas, dengan menggaji ketiga guru tersebut menggunakan uang milik Saleh.
2. Kategori Bidang Kemanusiaan : Edi Syahputra, S.Kom dari Langkat, Sumatera Utara (Pendiri Sanggar Tratama)
Cita-cita Edi untuk menjauhkan generasi muda di desa dari hiburan yang tidak jelas, narkoba, dan game online. Keinginan tersebut perlahan-lahan terwujud dengan menciptakan generasi CIS (Creative Innovative Sinergy) melalui Sanggar Tratama yang ia dirikan.
Sanggar Tratama mengajarkan seni tari dan musik, pengembangan kapasitas pemuda, kelas inspirasi terbuka dan kewirausahaan. Memberikan edukasi dan pola berfikir kreatif anak-anak desa untuk menempuh pendidikan yang lebih baik, menjadi generasi produktif bukan konsumtif menuju peradaban yang lebih baik.
Dr. A. Prasetyantoko, Rektor Unika Atma Jaya terkait acara mengatakan “Frans Seda Award adalah upaya komunitas Atma Jaya untuk mempertahankan, menjaga, dan merawat semangat para pendiri Atma Jaya dan salah satunya ditunjukan dengan memberikan penghargaan bagi orang-orang yang punya visi dan semangat yang sama dengan para pendiri.”