LP3K merupakan wadah di mana hierarki dan awam dapat berkomunikasi dengan lebih intens. Dalam lembaga ini ada kerjasama antara awam, hierarki, dan pemerintah. Pengurus LP3KN dipilih oleh otoritas Gereja Katolik dengan mempertimbangkan keterwakilan berbagai pihak.
“Pesparani sebagai gawai bersama ada harapan bahwa Gereja Katolik diperkenalkan eksistensinya dan diberi ruang lebih luas untuk terlibat dalam mempererat kerukunan umat beragama, menggali, mengembangkan, dan mempopulerkan budaya Indonesia.”
Adrianus melanjutkan, Pesparani pada dasarnya merupakan pesta iman dimana LP3K merupakan lembaga yang menaungi pelaksanaan Pesparani yang dibentuk atas Putusan Menteri Agama sehingga fungsi dan pengembangan seni dan budaya bernafaskan Katolik mendapatkan dukungan kuat dari pemerintah. “Namun, lembaga ini merupakan milik Gereja,” ujar Adrianus.
Komposisi pengurus LP3K berasal dari Kementerian Agama dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). “KWI sendiri terbagi dua lagi; ada para Pastor yang memang merupakan pejabat-pejabat KWI dan awam yang dipilih oleh KWI. Jadi, para pengurus ini pada dasarnya dipilih oleh KWI, entah karena alasan apa. Kita tidak datang sendiri, atau mencalonkan siapa,” terang pakar di bidang kriminologi dan kepolisian tersebut.