HIDUPKATOLIK.com – Sebuah catatan perjalanan 35 hari Mia Patria di Bumi Eropa
Matahari di Rabu, 3/10 mulai menuruni puncaknya, ketika kegaduhan memecah kesunyian satu ruang di Jl Hasyim Ashari No.54 Jakarta Pusat. Beberapa pemuda-pemudi berkaos biru terlihat memasuki basecamp yang terletak di dalam bangunan St Marry College, lengkap dengan backpack dan berbagai tentengan di tangan.
Meski di beberapa wajah tergambar bayangan mata kehitaman tanda kelelahan, namun sinar yang terpancar darinya bukanlah sinar suram melainkan sinar penuh harap dan semangat, menikmati berkat luar biasa dari Sang Pemilik kehidupan.
Setelah meletakkan barang bawaan mereka, para pemuda-pemudi tersebut langsung menuju bagian belakang basesecamp yang menembus ke Jln Alaydrus, dimana sudah terparkir mobil box berukuran sedang. Dengan sigap, mereka langsung membongkar barang dan saling bahu-membahu menggotongnya melalui tangga ke Lantai 2. Sebenarnya apa yang sedang terjadi di sana?
“Kami baru pulang dari Eropa,” kata salah satu pemuda sambil mengangkat kotak berlogo Mia Patria.
Dan memang benar. Sejak Sabtu, 29/8 lalu, kelompok Paduan Suara Mia Patria telah melakukan lawatan budaya ke lima negara di Eropa yaitu Swiss, Italia, Vatican, Perancis dan Jerman. Lawatan budaya yang berlangsung selama 35 hari tersebut merupakan lawatan budaya kelima, setelah sebelumnya pernah tiga kali ke Eropa di tahun 2010, 2012 dan 2016, serta satu kali perjalanan ke Amerika Serikat di tahun 2013.
Kelompok Paduan Suara Mia Patria merupakan salah satu kelompok budaya yang didirikan almarhum Linus Putut Pudyantoro yang dikenal sebagai penggiat seni khususnya seni budaya, conductor, pencipta lagu-lagu rohani dan lagu mars beberapa perusahaan, juga arranger berbagai lagu daerah Indonesia.
Pada lawatan kali ini, Mia Patria mengusung 32 personil yang terdiri dari 18 wanita dan 14 pria. Para anggota tersebut berasal dari 13 Paroki di Keuskupan Agung Jakarta, dan dijaring melalui audisi yang diselenggarakan pada bulan Februari sampai Maret 2018.
Seperti lawatan di tahun-tahun sebelumnya, pada kesempatan ini Mia Patria Choir membawakan serangkaian pertunjukan Bhinneka yang terdiri dari beberapa lagu daerah, mulai dari ujung Sumatera sampai Papua, menghasilkan aransemen nan apik, karya Putut seperti Sik Sik Sibatu Manikam dari Sumatera Utara, Selayang Pandang dari Sumatera Barat, Keroncong Kemayoran-Betawi, Medley Sunda, Rek Ayo Rek-Jawa Timur, Lembe-lembe dari Maluku, Medley Floresiana dan Diru Nina asal Papua.
Ketika tampil, mereka mengenakan kostum Bhinneka yang beraneka ragam sesuai daerah yang ada di Nusantara. Selain itu, Mia Patria juga menyiapkan beberapa tarian daerah seperti Ratoeh Jaroeh dari Daerah Istimewa Aceh dan Kabaresi dari Maluku–dimana keduanya pernah ditampilkan juga sebagai tarian pembuka dalam Asian Games 2018; Nandak Ganjen dari Betawi, serta tarian kolosal Sigulempong dan Alu Siau asal Sumatera Utara dan Enggo Lari dari Maluku.