HIDUPKATOLIK.com – Sering ada pertanyaan yang beredar di kalangan umat, bahwa Gereja adalah kumpulan orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Terkait dengan pernyataan ini, dapat dimengerti bahwa Yesus menjadi pengikat dan peletak dasar iman Katolik. Dengan demikian, apakah Yesus dapat dikatakan sebagai pendiri Gereja?
Sharen Laurencia, Semarang
Konsili Vatikan I dalam dokumennya tentang iman, Dei Filius, menyebut jelas bahwa Allah, lewat Putera-Nya, yang menetapkan dan membentuk Gereja. Penyataan ini kemudian dilanjutkan dalam refleksi Konsili Vatikan II, terlebih dalam dokumen tentang Gereja, Lumen Gentium. Dikatakan di dalamnya, “Bapa menetapkan untuk menghimpun mereka yang beriman dalam Kristus dalam Gereja kudus” (LG 2). Gereja kemudian disebut sebagai tubuh Kristus. Gereja karena didirikan oleh Yesus Kristus, sebagai tubuh-Nya, untuk melanjutkan karya penyelamatan-Nya, maka Gereja ada dan nyata karena Kristus. Gereja hidup hanya karena Dia, di dalam Dia dan oleh karena-Nya.
Gagasan dasarnya adalah tentang karya keselamatan Allah, yang terlaksana dalam diri Yesus Kristus. Kristus kemudian mendirikan Gereja-Nya untuk meneruskan pelaksanaan atau pewujudan karya keselamatan tersebut. Tidak mengherankanlah kalau Gereja disebut sebagai Gereja Kristus. Memang panggilan dasar Gereja adalah untuk membangun hidup semakin menyerupai Kristus. Gereja karenanya hidup pertama-tama dan terutama dari Kristus, bagai ranting bergantung dan hidup dari pokok anggur (lih Yoh 15:1-8). Gereja menjadi benih dan awal mula dari Kerajaan Allah, yang kepenuhannya ada dalam diri Kristus Yesus. Sebagai Gereja Kristus, Gereja diutus untuk menjadi garam dan terang dunia kepada semua umat manusia, menjadi sakramen keselamatan bagi semua.
Penyataan bahwa Gereja didirikan oleh Yesus oleh Vatikan II diperlihatkan pula dengan bagaimana Roh Kudus menguduskan, menuntun serta menyertai Gereja, sehingga Gereja disebut sebagai kenisah Roh Kudus. Roh Kudus menuntun Gereja pula untuk terus-menerus memperbaharui diri, agar semakin pantas menjadi tubuh Kristus, mewartakan dan mengikuti-Nya, bagi karya keselamatan Allah. Oleh karena itu, Gereja dikatakan sebagai umat yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Gereja berasal dari cintakasih Bapa yang kekal, didirikan oleh Kristus penebus dan dihimpun dalam Roh Kudus.
Di dalam Injil Matius dikisahkan bagaimana Kristus mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, yakni Petrus (lih Mat 16:18-19). Di satu sisi, kisah ini menunjukkan bahwa bukan Petrus atau para rasul yang mendirikan Gereja. Memang diperlihatkan bahwa Gereja didirikan di atas batu karang, namun Yesus sendiri yang mendirikannya. Dia yang meletakkan dasarnya (lih 1 Kor 3:11). Paparan Matius memperlihatkan tentang ciri rasuli yang hierarkis dalam tubuh Gereja Kristus ini, dengan peran khas Petrus di dalamnya. Petrus dikatakan diberi kunci, yang menunjukkan pada kuasa atau kewenangan yang diberikan Yesus kepada Petrus, untuk menguatkan kita semua (lih Luk 22:32), untuk menggembalakan umat-Nya (lih Yoh 21:15-19) serta memimpin jemaat perdana sebagaimana dipaparkan dalam kisah para rasul (Kis 1-12).
Vatikan II menyebutkan pula bahwa Gereja yang didirikan Kristus adalah Gereja yang satu dan tunggal. Gereja yang satu dan tunggal tersebut adalah Gereja yang berakar pada tradisi dan penggembalaan para rasul, yang dibangun di atas Petrus. Tentang ini Paulus menyebut Gereja sebagai dibangun di atas dasar para rasul dengan Kristus sebagai batu penjuru (lih Ef 3: 20). Bagi Gereja Katolik memang berarti bahwa Gereja Kristus ini adalah Gereja yang hierarkis, yang dalam diri Petrus dan penggantinya, didapatkan dasar dan asas kesatuan iman serta persekutuan yang kelihatan dan tetap.
Landasan lain dari keberadaan Gereja yang didirikan Yesus adalah Ekaristi. Gereja lahir dari Ekaristi dan Ekaristi lahir dari Gereja, karena keduanya ditetapkan oleh Kristus. Oleh karena itu Gereja yang didirikan Yesus ini adalah Gereja yang hidup bersumber dan berpuncak pada Ekaristi, sakramen yang lahir dari air dan darah-Nya, kurban keselamatan yang diwujudnyatakan-Nya.
Di dalam gagasan tersebut diperlihatkan bahwa bagi Gereja Katolik, Gereja ini didirikan sendiri oleh Yesus Kristus, bukan oleh upaya manusia, betapapun para rasul. Memang Gereja memiliki tata organisasi, dalam kenyataannya sebagai tubuh sosial, akan tetapi semua itu merupakan wujud dari kenyataan terdalam Gereja sebagai tubuh Kristus. Sebagai tubuh, dengan segala kerapuhannya dan kelemahan umatnya, Gereja selalu dipanggil untuk memperbaharui diri terus-menerus agar semakin hidup menyerupai Kristus Yesus, sungguh menjadi Gereja Kristus.
Telephorus Krispurwana Cahyadi SJ
HIDUP NO.36 2018, 9 September 2018