HIDUPKATOLIK.com – “MAS, Kami sudah mendatangi beberapa tempat, tetapi tidak juga dapat berita. Bahkan kantor Polsek Garum yang Kami datangi, petugasnya meminta surat tugas liputan,” kata salah seorang siswa SMAK Seminari Garum, Blitar.
Ia bersama tiga orang rekannya baru tiba di Aula Seminari Menengah St Vincentius a Paulo, Garum, Blitar, usai diminta latihan liputan. Seorang trainer yang disapa ‘Mas’ lalu menjawab, “Benar nih ngga dapat berita? Coba deh ngga usah ke instansi atau kantor resmi, tapi langsung ke lapangan saja, seperti pasar atau stasiun.”
“Kalian amati kawasan itu, apa yang menarik untuk dijadikan berita. Kan berita itu ngga cuma berdasar penting atau tidak pentingnya untuk diinformasikan atau diberitakan, tetapi bisa juga dilihat dari sisi menarik atau tidak menariknya,” katanya.
“Jadi Kami harus kembali mencari berita Mas?” tanya mereka seolah tak percaya. “Yap. Silakan kembali ke lapangan dan tidak boleh ‘muntaber’ alias ‘muncul tanpa berita’ ya!” jawab Si Pendamping.
“(Hehehe…) Baiklah Mas..,” tutur keempat Seminaris yang dengan semangatnya segera beranjak untuk kembali liputan ke lapangan.
Aktivitas belajar liputan ala wartawan tersebut merupakan bagian dari latihan Creative Writing dengan dasar Jurnalistik yang diikuti 96 seminaris (siswa seminari-red.) dan 15 staf Seminari Menengah St Vincentius a Paulo Garum.
Selain Creative Writing, mereka juga mendapat pelatihan Speed Reading, Mind Map, Doa Hati, dan Dinamika Komunikasi selama dua hari, bertepatan dengan Hari Pembinaan Komunitas (HPK) Seminari Garum, Jumat (28/10/2018) dan Sabtu (29/10/2018).
Semua pelatihan ini diberikan oleh trainer dari Paguyuban Gembala Utama (PGU) Pusat, Jakarta. Mereka adalah Intony Yuswanto, Sigit Setiono, Frederick Ery Mahatma, dan JS Agaprihanto.
PGU merupakan perkumpulan para mantan atau eks-Seminaris, baik yang menjadi imam maupun tidak, dari seluruh seminari di Indonesia. “Semua pelatihan bagi para seminaris Garum ini tak lepas dari salah satu misi PGU, yaitu ikut mengembangkan pendidikan Imam, di mana posisi PGU menjadi mitra Komisi Seminari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI),” kata Ery, saat memperkenalkan PGU.
Lebih lanjut dikatakan, “Di sisi lain, pelatihan yang Kami berikan dengan cuma-cuma ini merupakan ungkapan rasa terima kasih Kami yang juga pernah mengenyam pendidikan terbaik di seminari.”
“Semoga waktu yang ada ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan apa yang di-sharing-kan dalam dua hari ini sungguh bermanfaatkan khususnya bagi rekan-rekan seminari,” imbuhnya.