Come and See Club: Datang dan Lihat Panggilan Tuhan

524

HIDUPKATOLIK.com “Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.” (Yoh 1:39)

Sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling berharga, manusia ada di dunia dengan suatu alasan. Alasan itu tak lain adalah panggilan hidup manusia, pekerjaan yang ditugaskan-Nya, kepada kita. Berbicara seputar hal tersebut, apakah hal pertama yang terbesit pada benak Anda mengenai panggilan hidup yang sebenarnya?

Apakah hanya sekadar menyebar-luaskan kasih terhadap sesama atau pelayanan di gereja? Apakah panggilan yang identik dengan menjadi imam, suster, atau bruder? Abstrak memang, tetapi berperan penting sebagai penentu masa depan umat Kristiani.

Mirisnya, seiring berkembangnya zaman, generasi muda mulai menghiraukan panggilan hidup yang ditugaskan oleh pencipta-Nya. Kecenderungan untuk sulit memutuskan pilihan hidup mereka seolah makin bertambah.

Tidak sedikit dari mereka yang kebingungan akan studi mereka, masa depan, bahkan identitas mereka sendiri. Maka dari itu, materi mengenai panggilan dan pilihan hidup perlu diterapkan kembali untuk membantu generasi muda ini.

Dalam memajukan program panggilan bagi umat di dalam gereja, Paroki Santo Matius Penginjil, Bintaro berinovasi untuk menumbuhkan rasa memiliki yang teguh terhadap gereja dan memperkenalkan hal tersebut pada anak-anak usia sekolah.

Mereka diperkenalkan mengenai panggilan imam, suster, dan bruder melalui beberapa kegiatan seperti live in, masuk ke dalam kelas-kelas, maupun kegiatan membersihkan gereja. Dari perkenalan panggilan hidup bagi kaum muda itulah, Come and See Club atau yang lebih akrab disebut CSC itu terbentuk.

Kegiatan CSC merupakan suatu program animasi panggilan bagi remaja/kaum muda yang ingin menjadi biarawan/biarawati, hingga kini terus berjalan sejak tahun 2011. Sesuai dengan informasi yang diterima dari Pastor Alfonsus Widhiwiryawan, SX, kegiatan CSC secara rutin dilakukan setiap hari Kamis pertama atau kedua setiap bulannya berupa adorasi panggilan.

Dalam adorasi Ekaristi ini, kaum muda diajak untuk datang dan tinggal bersama Yesus, berdialog dengan-Nya, dan memohon rahmat panggilan daripada-Nya. Hal tersebut juga dilakukan untuk mendoakan anak serta orang tua.

Menariknya, feedback dari dibentuknya CSC ini cukup baik. “Antusias anak-anak cukup besar. Tim relawan dari para guru cukup solid. Dukungan OMK juga selalu siap sedianya,” ujar Pastor Alfons ketika kami wawancarai. Setiap tahunnya, minimal tiga orang mulai masuk seminari.

Dari yang awalnya tidak ada sama sekali, menjadi tersebar di mana-mana, antara lain ada yang masuk ke Seminari Tinggi Keuskupan Surabaya, Seminari Tinggi Keuskupan Bandung, Seminari Tinggi Keuskupan Mertoyudan, dan banyak lagi.

Sistem CSC akhirnya dibagikan dalam pertemuan para imam sie panggilan se-KAJ (Keuskupan Agung Jakarta). Melihat perkembangan Paroki Santo Matius Penginjil, beberapa paroki lain juga sudah mulai berubah dan berbenah.

Tidak sepenuhnya di-copy paste, adalah tergantung setiap paroki bagaimana cara mengadopsinya. Pastor Alfons juga berharap agar ide dasar dari CSC ini juga bisa disebarkan ke seluruh dunia.

Meski telah memberi dampak yang baik bagi anak muda untuk mencari jalan hidupnya, ide pembentukan CSC sempat ditentang. Pertentangan itu tidak lain adalah berasal dari orang tua yang tidak rela anaknya dipersembahkan kepada Tuhan melalui jalan hidup religius dan imamat.

“Banyak orang tua yang tidak mengijinkan anaknya untuk masuk seminari, menjadi imam atau suster. Di situ, terkadang saya merasa sedih,” Pastor Alfons menambahkan.

Pada dasarnya, untuk mengetahui panggilan hidup manusia, Pastor Alfons berpendapat bahwa Tuhan berbicara lewat berbagai pengalaman dalam hidup kita. Kita hanya cukup merenungkan dan pergi mengikuti ke mana suara hati membawa kita.

Beliau juga mengutarakan ketakutannya saat pertama kali berusaha menjawab panggilan Allah, yaitu takut akan kematian dan ketidak-pastian hidup sebagai seorang imam yang harus pergi di mana pun dia diutus. “Ketakutan selalu ada, bahkan untuk setiap keputusan yang sifatnya hanya sekali dan efeknya seumur hidup,” sahutnya.

Come and See Club ini sukses mengajarkan banyak hal untuk semua umat Kristiani, baik anak muda maupun orang tua. “Untuk anak-anak, enjoy your life dan temukan Tuhan, karena Ia pasti memanggil kita untuk suatu tugas. Untuk anak muda, beranilah berlutut sungguh-sungguh di depan salib dan nikmatilah perjumpaan pribadi dengan Tuhan dalam keheningan,” ungkap Pastor Alfons.

ia berpesan juga kepada orang tua, “ingatlah bahwa kamu tidak akan kehilangan anak-anakmu ketika mereka menjadi imam, suster, atau bruder, justru kamu akan lebih dicintai oleh mereka, didoakan setiap hari, dan kalau cuti pasti pulang ke rumah orang tuanya,” Pastor Alfons berpendapat.

Siapapun Anda, berapapun usia Anda, jikalau Anda mengalami kebingungan dalam menentukan pilihan hidup, ingatlah saat di mana tangan Tuhan menyentuh Anda dan mengajak Anda untuk mengikuti panggilan-Nya. “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (Yoh 6:29)

 

Archangela Olivia Eugenia/Gokmalina Clementin Odile (Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini