Menjadi Ibu dan Saudara

126

HIDUPKATOLIK.com Ams. 21: 1-6, 10-13; Mzm. 119: 1, 27, 30, 34, 35, 44; Luk. 8:19-21

EPISODE Yesus dengan keluarga-Nya ini sudah amat terkenal. Ibu dan saudara-saudara Yesus ingin menemui-Nya. Tetapi Yesus kemudian menanggapi, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya” (ay. 21).

Meski tak terucap, di balik kalimat ini ada semacam pengharapan bahwa relasi dengan Yesus sedikit banyak akan memberikan privilese atau kemudahan kepada ibu dan saudara-saudara-Nya yang ingin menemui-Nya, tetapi tidak dapat mendekat karena orang banyak.

Tetapi apa yang terjadi? Yesus tidak menanggapi. Ia malah bicara tentang kemungkinan orang banyak menjadi ibu dan saudara-saudara-Nya. Menjadi Ibu dan saudara-saudara-Nya tidak tergantung pada hubungan darah, tetapi pada komitmen pada firman Allah, yaitu dengan melaksanakan Firman tersebut.

Dengan cara demikian, Yesus memperluas kemungkinan untuk menjadi dekat dengan Dia dengan segala implikasinya. Menjadi ibu atau saudara-saudara Yesus akhirnya bisa ditentukan oleh manusia itu sendiri.

Lalu? Dengan mempermudah kemungkinan untuk menjadi ibu dan saudara-saudara-Nya, sebenarnya Yesus ingin agar semakin banyak orang yang berbuat baik. Dan persis, inilah yang kita renungkan kemarin.

 

Pastor Dr. V. Indra Sanjaya
Dosen Kitab Suci Pasca Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini