Makna Kebangkitan Hidup Kristiani

167

HIDUPKATOLIK.com 1Kor. 15:35-37; Mzm. 56:10, 11-12,13-14; Luk. 8:4-15.

BACAAN-bacaan liturgi hari terakhir pekan XXIV ini berbicara tentang kehidupan yang transformatif, bagaikan benih yang ditaburkan di tanah.

Iman akan kebangkitan badan itu memang seharusnya sesuatu yang transformatif, yang bukan malahan membuat orang semakin ragu dan jatuh dalam diskusi tentang badan dan jiwa yang dipandang secara terpisah-pisah.

“Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu” (1Kor.15:36). Itulah prinsip hidup Kristiani.

Dalam bahasa penginjil Yohanes ini berarti pemberian diri sampai mati: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24).

Seperti kata Ibu Teresa: “Apa artinya hidup jika tidak untuk diberikan kepada yang lain”.
Itulah kiranya makna kebangkitan bagi Kristiani yang merupakan partisipasi dalam hidup Kristus yang bangkit.

Hidup yang diubah oleh firman yang terpelihara dalam hati yang baik dan berbuah dalam
ketekunan. Ini bagai benih yang jatuh di tanah yang baik dan berbuah seratus kali lipat (bdk. Luk. 8:8.15).

 

Pastor Vitus Rubianto Solichin SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta, Doktor Teologi Kitab Suci dari Universitas Gregoriana, Roma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini