Kenangan Melalui IHS

294

HIDUPKATOLIK.com Pesta Salib Suci; Bil. 21:4-9; Mzm. 78:1-2,34-35,36-37,38; Flp. 2:6-11; Yoh. 3:13-17

SERING orang bertanya, apa ringkasan seluruh Injil? Jawabannya bisa dibaca pada Yoh. 3:16, yaitu bahwa “karena begitu besar Allah telah mengasihi (Yun. ēgapēsen) dunia (Yun. kosmos) ini, sehingga Ia telah memberikan (Yun. edōken) Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Oleh penginjil Yohanes, kata kerja ‘mengasihi’ (Yun. agapaó) dan ‘memberikan’ (Yun. didómi) diungkapkan dalam tense (waktu) aorist, menjadi masing-masing ēgapēsen dan edōken.

Dalam bahasa Yunani, tense aorist menunjukkan sebuah tindakan masa lampau, namun tetap memiliki wujud, akibat, dan dampak saat ini, dan untuk masa-masa mendatang. Dalam konteks penggunaan tense aorist untuk Allah yang “mengasihi dunia dan memberikan Anak-Nya yang tunggal”, maka karya Allah tidak saja sebagai karya lampau dalam Sejarah Keselamatan, tetapi juga dampaknya tetap ada sekarang dan masa depan.

Pada tahun 312-an, Kaisar Konstantinus Agung (272-337) menerima penglihatan berupa salib besar yang bercahaya dengan tulisan “in hoc signo vinces”, ‘dengan tanda (salib) ini engkau akan menang’, atau disingkat IHS.

Inilah inti hidup Kristiani: memenangi kosmos bukan dengan kekuatan senjata, tetapi dengan kasih, yaitu “memberikan nyawa untuk para sahabat” (Yoh. 15:13), seperti Kristus “yang taat (kepada Bapa) sampai mati (Fil. 2:8). Itulah mengapa salib selalu menyertakan corpus, wajah konkret kasih yang tuntas.

 

Henricus Witdarmono
M.A. Rel. Stud. Katholieke Universiteit te Leuven, Belgia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini