HIDUPKATOLIK.com – Selain menjadi imam, Romo Tondo, demikian kerap disapa, adalah wartawan freelance yang tergabung dalam UCIP (Union Catholique International de la Press), forum wartawan internasional yang bertempat di Geneva, Swiss dengan status ambassador. Ia menjelaskan bahwa ia aktif sebagai wartawan freelance sejak tahun 1965 dan tulisannya banyak dimuat di berbagai media massa.
Ditanya mengenai kegemarannya sebagai wartawan, Romo Tondo menyebutkan bahwa semua itu tak lepas dari kegemarannya menulis dan memperhatikan situasi. Ia juga menyebutkan bahwa wartawan sebagai pemerhati manusia, haruslah memiliki misi untuk membangun manusia supaya selaras, harmonis dan serasi dengan kehidupan.
“Wartawan juga tidak boleh melanggar kode etik kewartawanan dan harus lebih memperhatikan etika jurnalistik. Wartawan yang baik adalah wartawan yang selalu giat mempelajari masyarakat dan manusia,” ungkap peraih Man of the year dari PBB di Amerika Serikat itu karena keaktifannya dalam kegiatan internasional dan keahliannya di bidang ilmu komunikasi.
Romo Tondo juga berkisah tentang kegiatannya berkeliling ke luar negeri untuk mengikuti konferensi maupun memberikan pengajaran. Di luar negri, ia selalu menyempatkan diri untuk tampil di hadapan umum sembari memperkenalkan budaya Indonesia. “Saya memakai pakaian adat Indonesia dan meminta untuk tampil selama 10-15 menit dengan tujuan memperkenalkan budaya bangsa di luar negri,” ujarnya.
Ia juga menceritakan tentang pengalamannya membawakan tarian nelayan ketika di luar negri dan membawakan tari senam pagi nasional di BBC, London, Inggris.
Selain usahanya memperkenalkan budaya Indonesia ke luar negeri, Romo Tondo juga memperkenalkan musik Indonesia di luar negri. Pada 1960, ia mendalami pendidikan jurusan direksi dan komposisi di Centro della Cultura, Venezia, Italia. Ia mengungkapkan pula bahwa ia telah menciptakan 4 hymne.
Ia aktif bermain musik hingga sekarang dan memiliki segudang pengalaman tampil di dalam maupun luar negri. “Saya pernah mengadakan demo permainan musik dan memimpin konser di dalam dan luar negri,” tuturnya.
Melukis adalah keahliannya pula. Ia menunjukkan pada saya lukisan wayang yang ia kerjakan pada 1957 dan lukisannya itu telah diperkenalkannya ke luar negri. “Saya gemar melukis wayang. Lukisan saya pernah pula saya berikan pada acara ulang tahun guru besar saya di Italia, namanya professor Giachino dari Universitas Brignole Sale,” ujar professor yang juga anggota kependudukan nasional di PBB itu.
Aktivitas yang padat diimbangi pola hidup yang sehat membuat Romo Tondo selalu tampak segar bugar dan sehat walafiat. “Aktivitas yang padat harus diimbangi dengan pola hidup sehat agar kita tetap semangat,” pungkas imam Katolik yang total 90 bukunya dikoleksi oleh berbagai perpustakaan di Amerika Serikat dan Belanda itu.
Guruh Dimas Nugraha (Surabaya Post, 9/12/2012)