Untaian Puisi Pastor Jost Kokoh Untuk Alm.Pastor Tondowidjojo, CM

2331

HIDUPKATOLIK.com Requiescat in Pace, Pastor JVS. Tondowidjojo, CM. In paradisum deducant te angeli Ad vitam aeternam, Rabu, 5/9 pukul 05.35 WIB di Rumah Sakit Katolik St Vincentius a Paulo (RKZ), Surabaya, kemudian disemayamkan di Gereja Kristus Raja, Surabaya.

Dialah yang telah menumbuhkan harapan kokoh akan kebangkitan mulia; sehingga kami yang sering takut akan maut yang tak terelakkan itu, sungguh-sungguh dihibur oleh hidup abadi yang telah dijanjikan kepada kami. Oleh karena itu, kami yakin bahwa hidup hanya diubah, bukannya dilenyapkan; bahwa suatu kediaman abadi tersedia bagi kami di surga, bila pengembaraan kami di dunia ini berakhir. (Prefasi Arwah I, Harapan Kebangkitan).

Pastor Tondowidjojo yang adalah alumnus Pontificia Universitas Urbaniana, Italia dan ditahbiskan sebagai imam dari CM (Kongregasi Misi) di Gereja Collegio Brignole Sale, Negroni, Genova-Italia, oleh Mgr. JAM Klooster, CM pada 31 Maret 1963 ini telah menderita sakit dan dirawat di ICU Rumah Sakit St Vincentius Surabaya sejak 31/7, tahun ini.

Beliau konon menderita infeksi paru-paru serius dan beberapa gangguan kecil pada kerja jantungnya.  Dini hari tadi, beliau sempat menerima sakramen pengurapan orang sakit. Pagi ini, 5/9, pukul 5.35 WIB, Pastor Tondo telah menghadap Bapa surgawi dengan tenang.

Rencananya, jenasah Prof. Dr. KRMT. John Tondowidjojo Tondodiningrat CM, (yang terlahir di Ngawi, eks Karesidenan Madiun, pada 27 September 1934, dari kel. KRMT Tondowidjojo, dan RA. Soetiretno Sosroboesono, putri bupati Ngawi P. A. A. Sosroboesono) ini disemayamkan di Paroki Kristus Raja, Jl. Residen Sudirman 3, Surabaya sebelum diberangkatkan ke Pemakaman Griya Martani Kediri.

Rabu, 5 September 2018 pkl 18.00 WIB:  Misa arwah di Gereja Kristus Raja, Surabaya.

Kamis, 6 September 2018 pkl 18.00 WIB: Misa arwah dan penutupan peti di Gereja Kristus Raja, Surabaya.

Jumat, 7 September 2018 Pkl 08.00 WIB: Ibadat pemberangkatan Jenasah di Gereja Kristus Raja, Surabaya dan dimakamkan di Graha Martani Poh Sarang – Kediri.

 

GOING HOME
Berpulang, aku berpulang
Tenang dan damai, aku berpulang
Tidaklah jauh, lewati pintu terbuka

Tugas telah usai, tiada cemas tersisa
Bunda menanti, ayah pun menunggu
Banyaklah wajah yang kukenal,
dari masa lalu

Ketakutan lenyap, kesakitan hilang
Rintangan musnah, perjalanan usai
Bintang fajar terangi jalanku
Mimpi buruk hilang sudah
Bayang-bayang telah berlalu
Terang kini tiba

Di hidup abadilah aku
Tiada jeda, tiada akhir
Hanya ada kehidupan
Tersadar penuh, dengan senyuman
Untuk selamanya

Berpulang, aku berpulang
Bayang bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Hidup abadi kumulai
Aku kini berpulang

Saat seseorang berpulang, segumpal awan menjelma menjadi malaikat, dan melayang ke surga meminta Tuhan untuk meletakkan setangkai bunga di atas sebuah bantal.

Sang burungpun menyampaikan pesan itu ke bumi dan melantunkan seuntai doa yang menyebabkan hujan menangis.

Mereka memang harus pergi, tapi mereka tidak benar-benar pergi. Roh mereka di atas sanalah yang menidurkan matahari, membangunkan rerumputan dan memutar bola dunia.

Kadang kau dapat melihat mereka menari di dalam awan, di siang hari, di saat mereka seharusnya nyenyak tertidur

Mereka melukis keindahan pelangi dan juga temaram matahari senja dan membangunkan ombak di lautan, mereka melambungkan bintang jatuh dan mendengarkan semua harapan, nyanyian mereka merdu dalam hembusan angin, berbisik pada kita : “Jangan terlalu sedih. Pemandangan di sini indah dan aku baik-baik saja.”

———-
“When somebody dies, a cloud turns into an angel, and flies up to tell God to put another flower on a pillow.

A bird gives the message back to the world and sings a silent prayer that makes the rain cry…..

People dissappear, but they never really go away. The spirits up there put the sun to bed, wake up grass, and spin the earth in dizzy circles.

Sometimes you can see them dancing in a cloud during the day-time, when they’re supposed to be sleeping

They paint the rainbows and also the sunsets, and make waves splash and tug at the tide. They toss shooting stars and listen to wishes, and they sing wind-songs, they whisper to us: “Don’t miss me too much. The view is nice and I’m doing just fine”

Nil sine numini. Tak ada yang dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi.

Karena benarlah seperti kata Socrates: “ketika aku menemukan kehidupan, kutemukan bahwa akhir kehidupan adalah kematian, namun ketika aku menemukan kematian, aku pun menemukan kehidupan abadi.”

Karena itu, kita harus prihatin dengan kehidupan dan bergembira dengan kematian. Kita hidup untuk mati, dan mati untuk hidup. Homo proponit, sed Deus disponit. Manusia berencana, Tuhan yang memutuskan.

Malam memberi tahu kamu pergi
ke langit biru
menjemput sisi tak terbagi
tersimpan di sukmamu haru

Wajah kadang kelam
nafas kadang tersengal
tiba datang malam
semoga tidak dijemput ajal

kita saling jumpa
mata terpejam, nafas terbata
masih sempat menyapa
seolah bertukar pinta

Pada pertemuan terakhir
sore menuju hilir
tanda dan isyarat takdir
kata-kata putus di bibir
nafas tersendat mengalir

Pada jabat tangan terakhir
dingin tangan biru bibir
tak kusangka waktumu berakhir

Contra vim mortis non est medicamen in hortis.
Tidak ada obat di kebun yang dapat menanggulangi kekuatan kematian.

 

Pastor Jost Kokoh Prihatanto, Pr

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini