HIDUPKATOLIK.com – Yeh 43:1-7a; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Mat 23:1-12
YEHEZKIEL memberi penegasan bahwa Allah yang berulang kali menampakkan diri kepadanya disertai sinar kemulian-Nya, adalah Allah yang sama. Yehezkiel dalam naungan Roh menangkap kerinduan hati Allah untuk menguduskan bangsa pilihan-Nya.
Dosa tidak sedikitpun mengurangi kesetiaan Allah, bahkan membuat Allah semakin rindu untuk tinggal selama- lamanya di tengah umat-Nya. Allah menyucikan umat-Nya dan merindukan umat yang merawat kesucian itu.
Yesus mengajar orang banyak dan para murid untuk mewaspadai tokoh-tokoh agama yang memberi kesan bahwa mereka orang suci akan tetapi perbuatan- perbuatan mereka malah sebaliknya. Mereka pandai mengajar umat apa yang tidak mereka lakukan, ibarat mengikat beban-beban berat dan meletakkannya di atas bahu orang, namun mereka sendiri tak mau menyentuhnya (23:4).
Yang terpenting bagi mereka adalah pencitraan, bukan keteladanan. Aneka pencitraan dari guru-guru agama yang munafik, sungguh melawan kerinduan Allah akan kesucian umat-Nya.
Mereka menodai hidup umat dan hidup mereka sendiri dengan mencari kehormatan, kekuasaan, dan kenikmatan. Mereka senang disebut rabi, bapa, pemimpin namun hidup dalam perbuatan-perbuatan yang memalukan.
Kita diundang untuk bertobat, menyelami kesetiaan dan kerinduan hati Allah untuk menguduskan umat-Nya.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta